Lihat ke Halaman Asli

Antara Gayus dan Upil

Diperbarui: 26 Juni 2015   09:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1294745896272871733

Pernahkah anda merasa tersiksa karena tidak bisa ngupil? Saat jari-jari tangan (terutama kelingking dan telunjuk) cedera sehingga tidak bisa digunakan untuk ngupil? Atau saat hidung anda patah or terluka sehingga terasa sakit saat ngupil? Bila pernah, berarti anda adalah orang yang benar-benar bisa merasakan nikmatnya aktivitas ngupil!!! Dan bagi yang belum bisa merasakan kenikmatan seperti yang kami para pengupil rasakan, jangan bersedih, karena saya akan berbagi dengan anda beberapa manfaat ngupil sebagai berikut: 1. Meringankan pekerjaan buluidung. Setiap hari kita semua bernapas. Setiap kali kita bernapas, buluidung kita yang berjumlah milyaran itu (gak percaya? coba deh itung sendiri) akan menyortir kotoran-kotoran di udara agar tidak memenuhi dan merusak paru-paru kita. Kotoran-kotoran itulah yang kemudian berevolusi menjadi upil. Nah, apabila kita tidak rajin mengupil minimal 3 kali sehari sembari makan, maka kebayang kan, upil-upil di idung kita akan penuh dan menenggelamkan buluidung kita sehingga kinerjanya tidak lagi optimal? So, bantulah pekerjaan buluidung kita dengan mengupil, mulai dari sekarang!! 2. Mengoptimalkan fungsi jari kelingking. Hampir setiap jari tangan kita digunakan setiap hari. Jempol untuk memuji, telunjuk untuk menunjuk, jari tengah untuk menghina (ada ya, yang menghina setiap hari??), jari manis untuk pamer cincin. Nah, untuk menyeimbangkan stabilitas fungsi dan menjaga kesehatan seluruh jari tangan kita, jari kelingking harus juga sering digunakan. Dan mengupil dan ngorek kuping adalah beberapa dari manfaat jari kelingking. Jadi, mari kita wujudkan kesetaraan fungsi jari dengan lebih sering menggunakan kelingking untuk ngupil, dibandingkan jari telunjuk!!! 3. Mengasah konsentrasi. Dengan sering mengupil, konsentrasi kita akan lebih terasah, karena ngupil membutuhkan konsentrasi ekstra, terutama untuk menentukan pada sudut mana upil-upil itu berada. Bila konsentrasi kita pecah, bisa jadi upil bukannya terambil, malah terdorong masuk ke tenggorokan sehingga tertelan dan menimbulkan efek negatif batuk-batuk tidak berdahak. Jadi, konsentrasilah saat ngupil!! 4. Menumbuhkan kreativitas. Pasti akan muncul pertanyaan setiap kali kita ngupil, dikemanakan upil-upil yang sudah terambil?? Nah, di sinilah kreativitas seseorang diperlukan. Bagi yang kurang kreatif, tentunya upil itu akan disentil ke lantai atau dileletin ke tempat tersembunyi seperti bawah bangku, bawah meja dan tempat tersembunyi lainnya. Bagi mereka yang kreatif, tentunya ingin agar upil-upil yang sudah diambil dengan susah payah itu tidak dibuang sia-sia. Upil itu dapat dimanfaatkan untuk menghias dinding kamar, menjadi bahan lukisan (kayak lukisan dari kulit kacang), menambah gurih masakan, atau pengganti lem karena daya rekat upil yang terlumuri ingus cukup kuat untuk merekatkan kertas. So, lets start to think creatively with ngupil!!! (apa ya bahasa inggrisnya ngupil?) 5. Menghilangkan prasangka dan curiga. Upil-upil yang terdapat dalam idung seseorang, tentunya berasal dari bahan baku yang berbeda-beda, tergantung di mana seseorang itu berada saat dia bernapas sehingga upil itu terbentuk. Nah, beragam macam bau tersebut dapat mengkibatkan distorsi indra penciuman sehingga anda akan selalu curiga dan berprasangka pada orang lain saat mencium bau-bauan yang tidak enak, padahal bisa jadi sumber bau itu adalah dari upil anda!!! Jadi, sebelum anda menuduh orang lain saat mencium bau kentut, cobalah periksa idung anda, sudah bersihkah dari upil yang terbentuk saat anda bernapas ketika ber-boker-ria tadi pagi? Biasakanlah mengupil sebelum anda menuduh orang lain!!!! Gimana? Ternyata ngupil itu nikmat dan bermanfaat kan? Apalagi kalo Gayus cuma segede upil, tentunya akan sangat menyenangkan sekali rasanya bisa mengeluarkan Gayus dari hidung kita dan memakannya. =>tulisan pernah dipublish juga di http://carrotsoup.multiply.com/journal/item/107




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline