Lihat ke Halaman Asli

Pure Wrath, Band Indonesia yang Menjadi Pembuka Band Raksasa Asal Norwegia, Mayhem

Diperbarui: 21 Februari 2023   22:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mayhem, legenda black metal asal Norwegia yang sempat membuat heboh dunia karena kasusnya yang penuh kontroversi. Dimulai dari personilnya yang acap membakar gereja, ritual sebelum manggung yang sangat klenik, vokalisnya yang menembakkan senapan laras panjang ke kepalanya sendiri, dan yang paling puncak nan fenomenal adalah sang bassist yang melakukan pembunuhan berencana kepada sang vokalis.

Eksentrik dan penuh kemuraman, Mayhem tentu jelas tidak ada bedanya dari kebanyakan band Black Metal lainnya. Akan tetapi, band dengan tema penuh kekerasan, nihilisme, dan anti-agama ini mempunyai daya tarik lain selain perilaku yang nyeleneh dan mengandung sifat-sifat yang brutal. Yang adalah corak musiknya, Mayhem telah mengubah gaya musik mereka beberapa kali dari Black Metal, Death Metal, hingga Bluegrass, sampai Electronica. Hal itu yang memungkinan Mayhem selalu eksis sampai sekarang, penggemar yang selalu ada dari penjuru dunia.

Dan pada awal tahun 2023, Mayhem berkesempatan untuk bertandang langsung ke salah satu negara di wilayah Asia Tenggara, yang lebih tepatnya di Thailand, Bangkok. Dengan bertajuk Thalassic Ritual, Mayhem akan perform pada tanggal 5 Februari 2023. Hal ini tentu menjadi penantian yang panjang, mengingat Mayhem adalah band raksasa asal Norwergia yang telah didirikan dari tahun 1984. Tapi belum sampai disitu untuk merasakan kebahagian yang mutlak bahwasanya Mayhem akan bertandang ke Asia Tenggara, ada satu hal penting bagaimana perhelatan ini sangat terasa intim dan mencekam. Yup, band asal Indonesia Pure Wrath akan menjadi pembuka dari serangkaian acara tersebut.

screenshot-2023-02-21-21-47-22-489-com-instagram-android-edit-63f4e3fbdfb6a14df70cdff3.jpg


Pure Wrath merupakan proyek one man band yang diprakarsai langsung oleh pemuda Bekasi serba bisa, yakni Januaryo Hardy. Rupanya proyek one man band seperti Pure Wrath bukan hanya terjadi kali pertama, sebelumnya Ryo juga mempunyai proyek ala-ala Putrid Pile yang dinamainya dengan Perverted Dexterity. Sosok Januaryo Hardy sendiri adalah dalang dibalik terjadinya proyek-proyek band brutal death seperti Cadavoracity, Omnivorous dan Lament yang condong arah musiknya ke post-metal.

img-20230221-214749-63f4e41508a8b55b1b6ff6f2.jpg

Belakangan ini Pure Wrath cukup mulai dikenal para pendengar musik bawah tanah berkat lagu-lagunya yang bermuram durja dan penghayatan total dengan nuansa alunan Atmospheric Black Metal. Seperti pada album Hymn to the Woeful Hearts yang baru satu tahun perilisan pada bulan Februari kemarin. 

Album tersebut menggambarkan tentang seorang ibu yang kehilangan putranya yang menjadi korban genosida pembantaian pada tahun 1965. Dengan membawa narasi yang cukup kelam, album tersebut terasa lebih melankolis dari album-album sebelumnya. Selain Pure Wrath, ada satu penampil lagi yang turut menjadi pembuka band legenda anti-christ Mayhem, yakni Amorphous Dominion, band lokal Thailand yang juga memainkan genre Black Metal.

img-20230221-214819-63f4e421dfb6a16007374952.jpg

Menggelegar dengan keintiman yang mewah, sebuah kalimat yang cukup mewakili bagaimana malam itu penuh sesak dan suram. Januaryo Hardy dan tim personil Pure Wrath menjadi beringas sekaligus melankolis dengan membawakan lagu "When a Great Man Dies" dari mini album The Forlorn Sordier. Suara serak Januaryo Hardy memperkental aura kemistisan pada malam itu. Belum lagi penampilan sang legenda dari Norwegia, Mayhem, yang mayoritas membawakan lagu-lagu dari album Daemon yang dirilis pada tahun 2019. Serupa malam suro, malam itu menjelma klenik dengan aura yang jauh lebih suram seperti biasanya.



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline