Lihat ke Halaman Asli

EKONOMI KREATIF INDONESIA: Potensi Besar di Tengah Tantangan Global

Diperbarui: 12 Desember 2024   17:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Indonesia kini berdiri di persimpangan sejarah ekonomi yang menentukan. Di tengah kompleksitas tantangan global, ekonomi kreatif muncul bukan sekadar sebagai alternatif, melainkan sebagai paradigma baru pembangunan ekonomi nasional yang berkelanjutan dan bermartabat.

Potret Kontemporer Ekonomi Kreatif

Tahun 2024 menjadi penanda penting perjalanan ekonomi kreatif Indonesia. Dengan ekspor mencapai 12,36 miliar dolar AS pada semester pertama, sektor ini memperlihatkan ketangguhan di tengah ketidakpastian ekonomi global. Fluktuasi yang dialami---dari puncak 23,9 miliar dolar AS pada 2022 hingga penurunan di 2023---bukan indikasi kelemahan, melainkan resiliensi ekosistem ekonomi kreatif Indonesia.

Empat pilar utama---fesyen, kriya, kuliner, dan penerbitan---menjadi lokomotif transformasi ini. Fesyen, dengan kontribusi 6.767,62 juta dolar AS, tidak sekadar menunjukkan kemampuan produksi, tetapi juga menceritakan narasi budaya Indonesia yang kaya dan beragam. Kriya, dengan 4.755,79 juta dolar AS, mengangkat warisan tradisi menjadi komoditas bernilai tinggi di pasar internasional.

Geopolitik Ekonomi Kreatif

Peta pasar ekspor memperlihatkan dinamika menarik. Amerika Serikat, negara-negara Eropa seperti Swiss, dan kawasan Asia---Jepang, Singapura, China, India---menjadi saksi kemampuan produk kreatif Indonesia. Ini bukan sekadar transaksi ekonomi, melainkan diplomasi budaya yang memperkenalkan identitas Indonesia ke panggung global.

Transformasi Sumber Daya Manusia

Kekuatan sejati ekonomi kreatif terletak pada modal insani. Generasi muda Indonesia---dengan kreativitas, inovasi, dan semangat disruptif---menjadi arsitek masa depan ekonomi. Mereka tidak sekadar menciptakan lapangan kerja, tetapi mendefinisikan ulang nilai ekonomi di luar paradigma ekstraktif.

Data memperlihatkan bahwa mayoritas tenaga kerja ekonomi kreatif adalah generasi milenial dan Z. Mereka tidak lagi terjebak pada model ekonomi konvensional yang mengandalkan sumber daya alam, melainkan menghasilkan nilai ekonomi berbasis pengetahuan, kreativitas, dan inovasi.

Peran Strategis Pemerintah

Komitmen pemerintah sangat menentukan. Target nilai tambah ekonomi kreatif 1,347 triliun rupiah bukan sekadar angka, melainkan blueprint transformasi ekonomi. Pencapaian 55,65% target pada semester pertama 2024 menandakan momentum positif.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline