Kunjungan ke tenaga profesional kesehatan jiwa baik ke psikolog maupun psikiater masih mengandung stigma yang sulit dihadapi penderita. Takut dimarahi, malu, merasa buruk, dijauhi orang sekitar, takut dipersulit dalam mencari pekerjaan merupakan beberapa alasan yang sering dilontarkan.
Alasan lain yang tak jarang disebutkan yakni tidak mau dianggap gila oleh orang sekitar. Ketakutan tersebut dapat dipahami, namun kondisi tersebut tidak dapat dibiarkan karena berisiko memperburuk kondisi penderita dan meningkatkan kekambuhan. Kekambuhan tidak hanya berkaitan dengan gangguan jiwa yang mendasari, bahkan hingga bunuh diri.
Menghilangkan stigma masih memerlukan perjalanan panjang, namun bukan berarti tidak mungkin. Saat ini kata "orang gila" sudah sewajarnya tidak digunakan lagi. Penggunaan kata orang dengan gangguan jiwa merupakan suatu sebutan bagi mereka yang mengalami gangguan jiwa apapun diagnosisnya dan tingkat keparahannya.
Sedangkan kondisi "gila" yang beredar di masyarakat seringkali merujuk pada kondisi gangguan jiwa berat, salah satunya skizofrenia yang tidak terkendali sehingga gejala seperti perilaku yang tidak terorganisasi, bicara yang tidak jelas atau bicara sendiri, waham, dan halusinasi cenderung menetap dan mengganggu kehidupannya.
Meskipun kondisinya nampak berat, pengobatan yang adekuat dapat mengendalikan penyakit dan penderita dapat kembali beraktivitas di masyarakat.
Pemahaman bahwa penyakit jiwa tidak hanya tentang skizofrenia menjadi penting bagi masyarakat terutama bagi generasi sebelum generasi Z dan generasi alpha.
Pada kedua generasi ini, keterbukaan mengenai informasi akan kesehatan mental begitu luas sehingga mereka cenderung memiliki kesadaran akan kesehatan mental yang lebih tinggi dibandingkan generasi sebelumnya. Perbedaan pemahaman antar generasi ini sering kali menjadi hambatan dalam mendapatkan serta keberlangsungan pengobatan.
Selain ganggguan perilaku dan mental yang berat seperti skizofrenia, berbagai kondisi lain dapat dikonsultasikan kepada tenaga profesional kesehatan jiwa. Beberapa kondisi tersebut yakni:
Masalah perilaku dan mental akibat zat
Secara umum, masalah perilaku dan mental akibat penggunaan alkohol dan narkoba dikenal membutuhkan program rehabilitasi dalam penanganannya.