Lihat ke Halaman Asli

Alyssa Diandra

Dokter Umum

Technostress, Sisi Lain dari Teknologi

Diperbarui: 31 Juli 2024   18:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Penggunaan teknologi semakin meluas dalam kehidupan sehari-hari terutama sejak pandemi Covid-19. Pekerjaan, pendidikan dan interaksi sosial mengalami banyak perubahan seiring dengan peningkatan peran teknologi.  Teknologi menjadi jembatan yang mempermudah berbagai aktivitas manusia. Luasnya penggunaan teknologi ini masih berlanjut hingga saat ini, meski pandemi Covid 19 telah berlalu.

Berbagai macam keuntungan didapatkan dengan penggunaan teknologi, seperti lebih fleksibel, menghilangkan jarak, mempersingkat waktu, dan meningkatkan produktifitas. Pertemuan tatap muka kini bisa melalui daring, bekerja dapat dari rumah serta lebih menghemat waktu karena tidak perlu menghadapi kemacetan dalam perjalanan. Beberapa hal tersebut menjadi kelebihan utama dari penggunaan teknologi dalam pekerjaan.

Namun, penggunaan teknologi secara luas dalam bidang pekerjaan ini juga memiliki "sisi gelap" yang mempengaruhi kesehatan baik fisik maupun mental. Banyak orang yang sebelumnya tidak terbiasa menggunakan teknologi, tiba-tiba harus beraktivitas dengan menggunakan perangkat teknologi yang cukup canggih. Jika tidak mempersiapkan diri atau tidak difasilitasi saat transisi, dapat menyebabkan seseorang stres dan cemas karena kesulitan mengoperasikan perangkat ataupun aplikasi tertentu. Timbulnya kecemasan karena minimnya kemampuan pengoperasian teknologi dapat menyebabkan seseorang merasa tidak nyaman akan keamanan posisi pekerjaannya. Takut dengan pesaing yang lebih terampil serta ketidakpastian akan perubahan teknologi yang cepat menjadi beban tersendiri dalam bekerja.

Selain itu, meskipun penggunaan teknologi mempermudah alur dan komunikasi dalam bekerja, hal ini dapat menimbulkan masalah baru. Tuntutan untuk bekerja lebih banyak dan cepat akhirnya menambah beban pekerjaan. Kemudian, mudahnya akses teknologi dan perubahan pekerjaan berbasis digital seringkali membuat batasan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi menjadi kabur. Urusan pribadi dapat dengan mudah dibawa ke pekerjaan dan begitu sebaliknya. Dalam jangka panjang juga dapat mempengaruhi kehidupan sosial serta kesehatan seseorang jika tidak diatur dengan baik.

Sisi buruk dari penggunaan teknologi yang menimbulkan stres ini dikenal sebagai technostress. Technostress ini dapat terjadi dari berbagai kalangan baik dari usia muda hingga usia tua serta dari berbagai aspek baik pendidikan maupun pekerjaan. Kelompok anak dan remaja memiliki risiko terjadinya technostress terutama karena perkembangan otak yang belum matang serta mekanisme koping yang belum memadai. Akhirnya, kedua kelompok ini membutuhkan pengawasan dan bimbingan dalam menggunakan teknologi. Pada mereka yang lebih tua terutama lansia, penggunaan teknologi juga dapat amat menyulitkan. Menghindari teknologi karena takut akan ketidakmampuan mereka dalam mengoperasikan teknologi seringkali terjadi.

Ada beberapa hal yang meningkakan risiko seseorang mengalami technostress yakni

  • Techno-overload yang merujuk bahwa penggunaan teknologi menyebabkan derasnya aliran informasi yang beragam dan cepat yang menyebabkan peningkatan tuntutan kerja dari segi waktu maupun kuantitas pekerjaan
  • Techno-invasion merujuk pada kemudahan akses teknologi dimana saja dan kapan saja yang akhirnya mengaburkan batasan kehidupan antara pekerjaan maupun kehidupan pribadi
  • Techno-uncertainty merujuk pada perkembangan teknologi yang cepat menyebabkan ketidakpastian masa depan terkait perubahan
  • Techno-complexity merujuk pada perkembangan teknologi yang cepat menyebabkan kompleksitas yang semakin meningkat dan menuntut seseorang untuk terus memperbaharui kemampuannya. Hal ini dapat menimbulkan perasaan tidak mampu atau tidak percaya diri akan kemampuannya.
  • Techno-insecurity merujuk pada perasaan tidak aman seseorang terhadap posisinya dalam pekerjaan. Ketakutan akan digantikan oleh teknologi ataupun digantikan oleh mereka yang lebih mampu dalam menjalankan perangkat teknologi terkait menjadi isu utama dalam kondisi ini

Technostress jika diabaikan dapat menyebabkan seseorang kelelahan atau burnout, cemas ataupun menunjukkan tanda-tanda depresi. Sulit tidur, tegang otot, sakit kepala, kelelahan kronik dapat menjadi tanda-tanda fisik yang muncul dari technostress. Selain itu, kesehatan fisik juga dapat terganggu seperti kelelahan mata. Karena technostress juga merupakan salah satu jenis stres, maka dalam jangka panjang juga dapat menjadi faktor risiko yang meningkatkan masalah kesehatan lain seperti jantung.

Meski memiliki risiko yang tidak dapat diabaikan, tetap penggunaan teknologi sudah menjadi bagian dari hidup kita. Hidup berdampingan dengan sukses bersama teknologi perlu diusahakan untuk memaksimalkan manfaatnya. Beberapa hal yang dapat dilakukan yakni

  • Melakukan sosialisasi hingga pelatihan jika diperlukan bagi mereka yang belum terbiasa atau belum mahir dalam penggunaan teknologi di tempat bekerja
  • Mengikuti berbagai pelatihan yang tersedia baik daring maupun luring untuk meningkatkan kemahiran 
  • Menyesuaikan spesifikasi perangkat teknologi sesuai kemampuan pemakai jika memungkinkan
  • Melakukan pembatasan waktu dalam penggunaan teknologi antara pekerjaan dan kehidupan pribadi
  • Menyeimbangkan waktu antara penggunaan teknologi dan non teknologi seperti tetap melakukan olahraga serta bersosialisasi tanpa diganggu oleh perangkat teknologi
  • Mengembangkan mekanisme koping yang baik agar tidak terjebak menjadi kecanduan digital

Sejatinya teknologi dikembangkan untuk membantu manusia, maka mari kita manfaatkan teknologi secara bijak untuk memaksimalkan fungsi hidup kita sehari-hari.

Referensi

Torales J, Torres-Romero AD, Di Giuseppe MF, et al. Technostress, anxiety, and depression among university students: A report from Paraguay. International Journal of Social Psychiatry. 2022;68(5):1063-1070. doi:10.1177/00207640221099416

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline