Lihat ke Halaman Asli

alysa siregar

Mahasiswa FKG Unair

Mengunyah Es Batu: Dampak Buruk Terhadap Kesehatan Gigi dan Alternatif yang Lebih Sehat Melalui Komunikasi Terapeutik di RSGM Universitas Airlangga

Diperbarui: 14 Desember 2024   14:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber: batamtoday.com


Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian integral dari kesejahteraan tubuh yang sering kali terabaikan. Kebiasaan sehari-hari yang tampaknya tidak berbahaya, seperti mengunyah es batu, ternyata dapat memberikan dampak serius bagi kesehatan gigi. Kebiasaan ini menjadi salah satu topik yang sering dibahas dalam komunikasi terapeutik antara tenaga medis dan pasien. Edukasi tidak hanya berfokus pada bahaya kebiasaan tersebut, tetapi juga menawarkan alternatif yang lebih sehat, seperti mengunyah permen karet tanpa gula, dengan tetap memperhatikan penggunaannya agar tidak berlebihan.


Dampak Buruk Kebiasaan Mengunyah Es Batu


Mengunyah es batu telah terbukti memiliki dampak buruk bagi kesehatan gigi. Salah satu risiko utamanya adalah kerusakan pada enamel gigi. Enamel merupakan lapisan pelindung terluar yang berfungsi melindungi struktur gigi dari kerusakan. Karena sifat es batu yang keras, kebiasaan ini dapat menyebabkan enamel terkikis atau retak. Ketika enamel melemah, gigi menjadi lebih rentan terhadap kerusakan, termasuk gigi sensitif, rasa ngilu, dan bahkan risiko infeksi akibat masuknya bakteri ke lapisan dalam gigi.
Selain itu, kebiasaan mengunyah es batu juga dapat menyebabkan retakan pada struktur gigi yang lebih serius. Retakan ini tidak selalu terlihat secara kasat mata tetapi dapat berkembang menjadi masalah yang memerlukan perawatan intensif, seperti penambalan atau bahkan pencabutan gigi. Sayangnya, banyak orang belum menyadari risiko ini dan menganggap kebiasaan tersebut sebagai sesuatu yang tidak berbahaya.


Mengunyah Permen Karet sebagai Alternatif Lebih Sehat
Sebagai solusi yang lebih aman, mengunyah permen karet tanpa gula dapat menjadi alternatif yang disarankan oleh tenaga medis. Aktivitas ini memiliki beberapa manfaat bagi kesehatan gigi dan mulut. Salah satu manfaat utamanya adalah merangsang produksi air liur. Air liur berfungsi untuk membersihkan sisa-sisa makanan, menetralkan asam di mulut, dan membantu melindungi gigi dari pembentukan plak.
Namun, perlu diingat bahwa penggunaan permen karet juga harus dibatasi. Mengunyah permen karet secara berlebihan dapat menyebabkan ketegangan otot rahang atau gangguan sendi temporomandibular (TMJ). Oleh karena itu, meskipun lebih aman dibandingkan mengunyah es batu, permen karet tetap harus digunakan dengan bijak untuk menghindari dampak buruk lainnya.


Komunikasi Terapeutik di RSGM Universitas Airlangga

Sumber: rsgm.unair.ac.id

Dalam upaya meningkatkan kesadaran pasien tentang kesehatan gigi dan mulut, komunikasi terapeutik di RSGM Universitas Airlangga memegang peranan yang sangat penting. Pendekatan ini dilakukan dengan cara yang ramah, personal, dan menggunakan bahasa yang mudah dipahami pasien. Para tenaga medis tidak hanya memberikan informasi mengenai bahaya kebiasaan buruk seperti mengunyah es batu tetapi juga membantu pasien memahami bagaimana kebiasaan tersebut dapat memengaruhi kesehatan mereka dalam jangka panjang.Salah satu strategi yang diterapkan adalah memberikan edukasi tentang alternatif kebiasaan yang lebih sehat. Pasien diajak untuk mengganti kebiasaan mengunyah es batu dengan mengunyah permen karet tanpa gula secara bijak, sekaligus memahami batasan penggunaannya. Dengan cara ini, pasien tidak hanya diberi solusi, tetapi juga dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan untuk perubahan kebiasaan yang lebih baik.
Kesimpulan
Mengunyah es batu adalah kebiasaan yang dapat merusak kesehatan gigi secara signifikan, baik melalui kerusakan enamel, retakan gigi, maupun risiko infeksi. Sebagai alternatif, mengunyah permen karet tanpa gula dapat menjadi solusi yang lebih sehat, asalkan dilakukan dengan batasan yang wajar. Edukasi yang diberikan melalui komunikasi terapeutik di RSGM Universitas Airlangga memiliki peranan besar dalam membantu masyarakat memahami risiko kebiasaan buruk ini serta memberikan arahan untuk menggantinya dengan kebiasaan yang lebih bermanfaat. Dengan pendekatan yang ramah dan berbasis edukasi, diharapkan masyarakat semakin peduli terhadap kesehatan gigi dan mulut sebagai bagian dari kualitas hidup yang lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline