Lihat ke Halaman Asli

Aly Reza

Hanya Bisa Menulis

Simfoni Akhir Kata: Sebuah Proyek Berbalas Prosa

Diperbarui: 16 April 2020   07:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pexels.com

Malam Pertama di Jogja

/1/

Untuk kali pertama aku menyimak bintang di langit Jogja. Menikmatinya di meja paling ujung sambil menyesap kopi hangat juga seseorang yang sedari tadi hanya diam menatapku: kamu. Rupanya ini kali pertama aku melihat pemandangan seperti ini. Banyak kata yang ingin keluar dari kepalaku. Namun satu-satunya yang terlintas adalah: kehilangan. Kapan aku merasa memiliki sampai aku merasa kehilangan?

Orang-orang kehilangan di banyak versi mereka masing-masing. Di antara kesekian kehilangan, kehilangan apa yang paling kau takutkan?

(Gadis Pluto; Menunggu jawaban)

/2/

Pertama, jika benar ini adalah malam pertamamu di Jogja, aku adalah makhluk bumi paling beruntung telah tanpa sengaja menyambutmu di sebuah kedai kopi saat malam kian jelaga. Ditingkahi dersik angin yang menyaru daun-daun juga selendangmu yang abu-abu, aku menikmati bola matamu yang seperti menyala tiap kali kau bicara.

Kedua, soal kehilangan itu bagiku adalah bahasa lain untuk siapapun yang tak menghendaki perpisahan. Seperti ketidaksiapanku mendengar kau berucap: aku pamit esok hari.

(Bocah Bumi; Bersenandika)

Mengeja Duka

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline