Lihat ke Halaman Asli

Abdullah AlyGymnastiar

Mahasiswa Uin Syarif Hidayatullah

Hubungan yang Lebih Serius

Diperbarui: 17 April 2024   15:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Love. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Prostooleh

Diumur yang menginjak dewasa ini terkadang kita dipertontonkan dengan hal-hal yang kurang positif dan cenderung mengumbar aib juga keburukan yang tidak semestinya orang lain ketahui pertemukanlah dengan ia yang bisa jadi tempat untuk saling melengkapi tanpa memandang kelebihan semata manusia diciptakan tuhan berpasang-pasangan  untuk berkenalan dan menjalin hubungan yang baik dan mengejar ibadah menuju surgamu terkadang kita hanya melihat sebatas fisik yang dibutakan cinta tapi pada saatnya hati yang buta akan menyadari maka perlu faktor-faktor yang bisa mendukung hubungan seseorang dengan pasangannya karena pernikahan adalah hal yang sakral apalagi di indonesia menjadi hal yang bisa menjadi kebanggaan sebaliknya menjadi aib besar jika gagal membina hubungan dengan baik.

Saling melengkapi mungkin tidak semudah yang didengar tapi bisa untuk dirasakan perlu mengenal batasan-batasan orang yang masing-masing berbeda-beda kadang seperti saya sering membutuhkan waktu untuk sendiri dan bebas dari suara riuh-pikuk rumah atau mungkin sekedar bertemu teman sefrekuensi yang bisa mengembalikan rasa dan memperbaiki sebuah hubungan kadang juga wanita perlu untuk melepas diri dari pekerjaan rumah dengan melakukan hobi atau berbelanja hal yang disukai, dengan mengenal hal-hal tersebut seseorang akan lebih terbuka lagi 

Perlu adanya komunikasi yang dalam karena hubungan yang baik tidak selalu soal bercanda, asmara ataupun makan bersama tapi lebih dari itu diperlukan komunikasi yang mengarahkan kepada keterbukaan masing-masing pasangan, setiap orang memiliki kepribadian yang berbeda-beda maka komunikasi yang mendalam juga dengan macam-macam yang berbeda pula. Poin pentingnya adanya keterbukaan dan lebih serius untuk menjalin hubungan teresebut sehingga ketika merasa dititik bosan dengan pasangan maka akan kembali berusaha memperbaiki hubungan alih-alih bertengkar yang mengakibatkan kandasnya sebuah hubungan. Anak menjadi korban utama ketika ayah dan ibunya tidak baik hubungannya sehingga secara tidak langsung memecahkan masa kebahagiaan anak bersama orangtua nya.

Perhatian utama adalah pra nikah yang bagaimana seseorang mengenal terlebih dahulu calon pasangannya lalu memperhitungkan masa dimana nanti sudah tidak saling suka seperti awal pernikahan maka terlihat kesanggupan kita menerima satu sama lain sehingga hubungan itu saling mendukung dan terus kembali mengarah kepada awal tujuan pernikahan yaitu saling melengkapi tanpa tapi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline