Media online merupakan media yang cukup mudah digunakan terutama pada remaja karena lebih menarik. Hal tersebut dapat dilihat dari mayoritas sampel menyakatakan bahwa aspek gambar dan warna pada media online sangat menarik dibandingkan dengan media cetak. Selain itu, tulisan pada media online lebih dapat terbaca dengan baik. Sampel juga menganggap bahwa media online sangat mudah dipahami dan efektif, terutama WhatsApp. WhatsApp merupakan teknologi instant messenger menggunakan data dari internet dengan fitur pendukung yang lebih menarik dan mudah untuk digunakan. Pembelajaran di era digital saat ini sangat terbantu dengan kehadiran aplikasi whatsapp (Jumiatmoko, 2016). Keunggulan dari WhatsApp diantaranya adalah dapat mengirimkan tulisan, gambar, video, audio dan pesanan suara dengan efektif dan efisien (Gafi A.A., 2019).
Anemia atau konsentrasi hemoglobin dalam darah Kadar yang rendah terbukti menyebabkan gangguan kesehatan berdampak pada masyarakat dan berdampak pada kesehatan Baik dampak buruk maupun dampak negatifnya pembangunan sosial dan ekonomi kebanyakan dari mereka anemia karena kekurangan zat besi, Vitamin B12 dan asam folat (WHO, 2015).
Prevalensi anemia sangat tinggi pada remaja putri pertumbuhan terjadi pada masa remaja lebih cepat (percepatan pertumbuhan), kebutuhan zat besi meningkat. Hal ini juga akan meningkat dalam hal Menstruasi terjadi. Prevalensi anemia Prevalensi di Indonesia mencapai 21,7% Prevalensi anemia pada wanita sebesar 23,9%. Anemia pada masa remaja (15-24 tahun) adalah: 18,4% (Kesehatan, 2013)
Asupan protein yang tidak mencukupi menyebabkan gangguan transportasi zat besi Terjadi kekurangan zat besi (Almatsier, 2013). Kekurangan zat besi menyebabkan kadar hemoglobin Bila konsentrasi dalam darah lebih rendah dari normal maka kondisi ini disebut anemia (Varyana, 2010). sesuatu Sebuah penelitian menemukan bahwa asupan protein berhubungan dengan anemia pada remaja putri dengan nilai p-value 0,031 (al, 2019). Beberapa penelitian menunjukkan bahwa protein Pengaruh asupan protein yang tidak mencukupi terhadap perkembangan anemia Penelitian menunjukkan bahwa remaja mengalami anemia (al., 2015)
Wanita muda yang sudah mengonsumsi sumber protein yang baik mungkin masih berisiko Mereka menderita anemia karena kurang makan sayur dan buah, yang berkontribusi terhadap penyerapan protein. Serta penelitian (dkk, 2019). Makanan mengandung dua jenis Fe: Fe-heme. Zat besi nonheme atau zat besi heme berasal dari lauk hewani seperti daging, ikan, dan hati. Sedangkan zat besi non-heme berasal dari tumbuhan seperti sayur-sayuran dan kacang-kacangan. Tingkat penyerapan yang diperoleh dari besi heme adalah 20-30% sehingga lebih mudah diserap. Sebaliknya, tingkat penyerapan zat besi non heme hanya 1-6% (Adriani, 2016).
Remaja putri yang sedikit mengonsumsi protein hewani lebih berisiko terkena penyakit ini Anemia berdasarkan makalah penelitian tahun 2019 dari Farinendia menyatakan bahwa asupan protein: Remaja perempuan memiliki asupan yang lebih rendah, sehingga berdampak pada risiko anemia dan kekurangan protein Hal ini mengganggu penyerapan zat besi dalam tubuh seiring waktu Menyebabkan kekurangan zat besi.
Asupan protein remaja putri tergolong baik berdasarkan tingkat asupannya Rata-rata jumlah responden yang mengkonsumsi cukup protein adalah 56,48% Angka kejadian anemia dengan persentase lebih dari 50% terdapat pada 5 makalah dan 5 artikel. Angka kejadian anemia kurang dari 50%. Peristiwa tersebut tidak bersifat anemia atau normal Anda dapat melihat bahwa persentase untuk lima item lebih besar dari 50 dan nilai persentasenya. Terdapat 5 artikel yang kurang dari 50%. Rata-rata kejadian anemia pada remaja putri Artinya, 47,1% remaja putri mengalami anemia, sedangkan 52,9% remaja putri tidak mengalami anemia. Kami menyelidiki 10 artikel dan menemukan hubungan yang signifikan antara 7 artikel. Dalam kasus protein dan perkembangan anemia, ada 3 makalah yang tidak memiliki hubungan signifikan Antara protein dan perkembangan anemia pada remaja putri. Artikel terkait Hal ini disebabkan kurangnya asupan protein pada responden artikel. Tidak ada hubungan antara asupan protein dan perkembangan anemia akibat kekurangan protein. Variasi karena jenis bahan dan faktor lainnya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa edukasi Pedoman Gizi Seimbang dengan media sosial whatsapp efektif meningkatkan asupan zat gizi yaitu asupan protein meningkat sebesar 13,64 gram, asupan zat besi meningkat sebesar 2,26 mg, dan asupan vitamin C meningkat sebesar 10,33 mg. hal ini sejalan dengan penelitian Marfuah, D. & Kusumaryati D.P.D. (2016) yang menunjukkan bahwa mayoritas asupan zat besi remaja putri sebelum diberikan edukasi gizi termasuk kategori kurang dan setelah diberikan edukasi gizi mayoritas kategori cukup, artinya ada pengaruh pemberian edukasi gizi terhadap asupan zat besi pada remaja putri. Hal ini dibuktikan ada peningkatan rata-rata asupan zat besi setelah dilakukan edukasi gizi sebesar 15,5 mg.
Dosen Pengampu : Apriani Riyanti S.Pd M.Pd
Sumber :
Mayang Sari, E. EDUKASI PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PGS) MELALUI MEDIA SOSIAL DAPAT MENINGKATKAN ASUPAN PROTEIN, ZAT BESI, DAN VITAMIN C PADA REMAJA PUTRI. PONTIANAK Nutr. J. 6, (2023).