Lihat ke Halaman Asli

Mpox Kian Merajalela, Bangun Benteng Pertahanan menuju Indonesia Sehat 2045

Diperbarui: 1 Oktober 2024   22:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Munculnya wabah baru yaitu monkey pox setelah adanya pandemi covid-19 menjadi tantangan baru bagi pemerintah dan tenaga kesehatan Indonesia. Monkey pox merupakan penyakit zoonosis yang disebabkan oleh virus monkeypox. Kasus monkey pox pertama kali dideteksi pada tahun 1958 pada spesies monyet di Copenhagen. Mpox sebelumnya merupakan penyakit endemik yang menyerang Afrika Tengah dan Afrika Barat.  

Pada Mei 2022, kasus mpox kembali merajalela di Eropa dan terdapat lebih dari 75 negara menurut WHO. Menurut Kemenkes, terdapat 88 kasus konfirmasi yang terdiri DKI Jakarta sebanyak 59 kasus konfirmasi, Jawa Barat 13 kasus konfirmasi, Banten 9 konfirmasi, Jawa Timur 3 konfirmasi, Daerah Istimewa Yogyakarta 3 konfirmasi, dan Kepulauan Riau 1 konfirmasi dengan 87 di antaranya dinyatakan sembuh.

Mpox memiliki masa inkubasi 4-21 hari dan gejala yang timbul berupa demam, sesak nafas, menggigil, dan muncul ruam kemerahan yang biasanya dimulai dari mulut kemudian menyebar ke seluruh bagian tubuh. Virus ini dapat masuk ke dalam tubuh melalui luka, saluran pernafasan, mata, hidung, mulut, serta kontak langsung dengan penderita. 

Beberapa orang yang berpeluang meningkatkan risiko mpox, yaitu orang dengan sistem imun yang lemah. Orang yang menderita HIV memungkinkan untuk tertular hingga mengalami kematian apabila terserang. Selain itu, penyakit mpox rata-rata didominasi oleh laki-laki usia dewasa yang melakukan melakukan seks sesama laki-laki (SLS). 

Tak hanya itu, setiap orang yang berkontak erat dengan seseorang yang memiliki gejala dan memiliki lebih dari satu pasangan seks juga berisiko. Selain penularan dari manusia ke manusia, mpox juga menular dari hewan ke manusia melalui kontak fisik. Umumnya, hewan yang dimaksud adalah golongan pengerat dan primata.

Dari paparan di atas, diperlukan deteksi dini untuk mencegah penyebaran yang lebih luas. Untuk vaksin mpox sendiri, WHO merekomendasikan penggunaan vaksin MVA-BN atau vaksin LC16, atau vaksin ACAM2000 jika kedua vaksin-vaksin lain tidak tersedia. 

Akan tetapi, kategori vaksinasi hanya bisa didapatkan oleh orang-orang yang berisiko misalnya, orang yang pernah berkontak erat dengan orang yang mengalami mpox atau orang yang tergolong dalam kelompok berisiko tinggi terpapar mpox yang sebaiknya dipertimbangkan untuk divaksinasi. 

Diperlukan juga penerapan perilaku hidup sehat. Beberapa hal yang dapat kita lakukan apabila telah mengalami gejala mpox disarankan untuk pergi ke rumah sakit atau puskesmas, mengisolasi diri di rumah, serta memakai masker dan menghindari kontak fisik dengan orang lain.

Sejatinya, dalam upaya pencegahan dan penanganan mpox diperlukan kolaborasi antara pemerintah, tenaga kesehatan, dan masyarakat memperkuat sistem surveilans, meningkatkan kapasitas laboratorium, dan mengalokasikan anggaran yang cukup untuk program pencegahan mpox

Sektor pemerintah diharapkan bekerjasama dengan negara lain untuk menciptakan inovasi vaksin mpox agar dapat diperluas penggunaannya serta juga peran tenaga kesehatan, termasuk tenaga kesehatan masyarakat diharapkan memberikan penyuluhan terkait cara pencegahan agar kasus mpox tidak semakin bertambah.

KATA KUNCI: Mpox, Pencegahan, Virus

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline