Mahasiswa STKIP Muhammadiyah Kuningan yang beranggotakan 4 orang diantaranya Iyar Nuraini, Alya Vidia Azzahra, Dila Nurfadilah dan Osha Mei Suci mengunjungi salah seorang seniman yaitu bapak Avit Riadi yang berasal dari Kuningan tepatnya di daerah Luragung dengan maksud memenuhi tugas Seni Rupa observasi mengenai seni pahat yang diampuh oleh Bapak Andi Rohendi, S.Pd., M.Pd.
Untuk beberapa orang, kayu kamboja merupakan limbah yang tidak bernilai seni sehingga sering digunakan sebagai bahan bakar atau bahkan dibiarkan begitu saja.
Namun berbeda sekali ditangan pengrajin Asal Luragung tonggoh kecamatan Luragung yang bernama Avit Riadi, beliau mampu mengubah limbah kayu kamboja menjadi karya seni yang bernilai tinggi. Beliau mulai menggeluti seni pahat ini dari tahun 2016 hingga sekarang.
"Saya mendapatkan kayu kamboja tersebut dari pemakaman dan hutan setempat yang dibuang begitu saja oleh warga. Lalu saya bawa pulang ke rumah produksi yang bernama Sakami Art merupakan singkatan dari Saung Karya Mandiri." Ujar bapak Avit saat ditemui di kediamannya, Sabtu (14/10/2023)
Dokpri
Dokpri
Sosok pengrajin ini memiliki banyak sekali pengalaman yang bersinambungan dengan karya seni pahat yang dapat mengenalkan hasill karyanya ke setiap daerah hingga ke Eropa.
Adapun pengertian dan perbedaan seni pahat yang di jelaskan bapak Avit Riadi saat observasi yaitu "Seni pahat melibatkan proses mengukir atau memahat sebuah bahan dasar, seperti batu, kayu, atau logam, dengan menghilangkan bahan dari bahan tersebut untuk membentuk bentuk atau patung, Tujuan utama seni pahat adalah untuk menciptakan patung tiga dimensi yang berdiri sendiri, dengan bentuk yang mewakili objek atau gambar yang diinginkan".