Solilokui bunga kamboja merupakan buku dengan cerita yang unik. Bercerita dari sudut pandang bunga kamboja itu sendiri tentang kekagumannya dan rasa cintanya yang bertepuk sebelah tangan terhadap sang pemuda, yang bisa dibilang anak dari wanita bergincu merah yang selalu dengan telaten merawatnya.
Buku yang telah saya baca ini bertema roman dan fiksi. Dan tokoh-tokoh yang paling sering muncul dari cerita ini pertama bunga kamboja sebagai tokoh utamanya, kedua sang pemuda yaitu orang yang sangat dicintai bunga kamboja, dan ketiga wanita pemilik bunga tersebut yang juga ibu dari sang pemuda. Cerpen ini mengambil sudut pandang bunga kamboja sebagai tokoh utama pelaku utama, karena dari cerita tersebut tokoh utama (bunga kamboja) lebih banyak menceritakan kisah hidupnya dan sang pemuda yang ia cintai.
Bunga kamboja adalah tokoh yang penyabar, ditunjukkan dari berapa kali pun sang pemuda mengecewakan bunga ia tetap sabar menghadapinya. Walaupun begitu si bunga kamboja mudah sekali untuk cemburu terhadap benda atau orang lain yang dekat atau diberikan perhatian lebih oleh sang pemuda. Contohnya ketika ia cemburu kepada mobil sang pemuda yang lebih diperhatikan daripada ia. Hal ini dapat dilihat dari kalimat ini “Sampai detik ini aku masih memendam rasa cemburu terhadap benda mati bernama mobil itu.”
Sedangkan si pemuda sendiri adalah orang yang perhatian. Hal ini dapat dilihat dari cara sang pemuda memperlakukan mobil kesayangannya dan ibunya. Sifat ini diketahui dari penjelasan tokoh utama. Berikut kalimat yang menunjukkan sifatnya yang perhatian “Dari caranya memperlakukan mobil kesayangannya, tahulah aku betapa ia tak pernah pilih kasih terhadap benda mati ataupun benda hidup.” Lalu ibu sang pemuda sendiri adalah orang yang telaten. Kesabaran sang wanita saat merawat tanamannya menunjukkan bahwa ia adalah seseorang yang sabar dan teliti dalam mengerjakan sesuatu. Hal tersebut dibuktikan oleh kalimat ini “Walaupun kami lebih identik sebagai bunga kuburan, tetapi oleh wanita yang memeliharaku, aku tumbuh di dalam sebuah pot cantik di teras depan rumahnya.”
Setelah membaca cerpen ini tentu dapat kita ketahui latar tempat tersebut berkutat di rumah sang wanita, terutama di garasi tempat bunga kamboja dan mobil pemuda berada. Statement tersebut juga diperkuat dengan kalimat diawal cerpen yaitu “Aku tumbuh di dalam sebuah pot cantik di teras depan rumahnya.”
Sedih dan haru adalah latar suasana yang mendominasi dari cerpen tersebut. Suasana sedih ditunjukkan dari si bunga yang harus merasakan sakit hati dan cemburu karena si pemuda yang lebih memperhatikan orang lain daripada dia. Dan suasana haru muncul ketika bunga kamboja akhirnya mekar kembali demi kebahagiaan sang pemuda dan ibunya. Latar sosial dari cerpen tersebut adalah keluarga sang pemuda yang sederhana namun tetap bahagia dan berkecukupan, terlihat dari sang pemuda yang masih bisa memiliki mobil dan ibunya yang masih bisa fokus pada hobinya di dunia botani.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H