Lihat ke Halaman Asli

Resensi Film Munkar

Diperbarui: 27 Desember 2024   14:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Resensi Munkar (film)

Film Indonesia tahun 2024 oleh Anggy Umbara

Judul : Munkar

Penulis : Evelyn afnilia

Sutradara: Anggy umbara

Pemeran utama : Adhisty Zara,Ratu Sofya,Saskia Chadwick,Kaneishia Yusuf,Khadijah Aruma

Sinopsis

Herlina merupakan salah satu santriwati yang sering mendapatkan perundungan dari beberapa teman-temannya, pada suatu hari ia meninggal dunia karena kecelakaan dikarenakan melarikan diri saat teman-temannya merundungnya. Tak terima anaknya meninggal, kemudian orang tua Herlina membawa jenazah Herlina kepada seorang dukun untuk menghidupkannya kembali dan mengirimkan arwah Herlina untuk membalaskan dendam Herlina terhadap teman-temannya di pesantren.

Kelebihan

  • Cerita Menyentuh: Alur cerita yang penuh makna dan emosi menggugah perasaan penonton. Kisahnya mengangkat tema yang relevan dengan kehidupan sehari-hari, membuat penonton merasa terhubung secara emosional dan termotivasi untuk refleksi diri.
  • Aktor Hebat: Pemeran dalam film ini menampilkan performa yang luar biasa, mampu menghidupkan karakter dengan mendalam. Ekspresi emosi dan akting mereka terasa sangat natural, sehingga membuat pesan film lebih kuat.
  •  Produksi Berkualitas: Dengan sinematografi yang memukau, tata suara yang mendukung, serta desain produksi yang detail, film ini berhasil menciptakan suasana yang mendalam dan realistis. Kualitas teknisnya memperkuat pengalaman menonton.
  •  Pesan Moral yang Mendalam: Film ini tidak hanya menghibur, tetapi juga menyampaikan nilai-nilai moral yang berharga, seperti introspeksi diri, penyesalan atas kesalahan, dan pentingnya kembali ke jalan yang benar. Pesan ini disampaikan dengan cara yang tidak menggurui, tetapi inspiratif.

Kekurangan

1. Penyampaian Pesan yang Cenderung Eksplisit: Beberapa penonton mungkin merasa pesan moral dalam film ini terlalu langsung atau "menggurui," sehingga mengurangi elemen subtil dalam narasi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline