Lihat ke Halaman Asli

Alya Rufaidah

Mahasiswa

PMM UMM Ajak Warga Dusun Ngemplak Budidaya Maggot Melalui Penyuluhan di Desa Sumbersuko, Wagir.

Diperbarui: 19 September 2022   22:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Kegiatan pengabdian Masyarakat oleh mahasiswa (PMM) ini adalah untuk mnegaplikasikan hilrisasi hasil penelitian Universitas Muhammadiyah Malang (UMM)”

Kami dari kelompok 49 PMM UMM Senin, 19 September 2022 berkesempatan melakukan penyuluhan mengenai pembudidayaan magot di dusun Ngemplak, desa Sumbersuko.“Kegiatan ini bertujuan untuk memanfaatkan sisah-sisah sampah organik seperti sampah buah-buahan serta sayur mayur yang telah busuk hingga sampah dapur rumah tangga sehingga, dapat di daur ulang kembali. Selain itu, maggot juga bisa membantu menguraikan sampah dapur yang biasanya tidak bisa diolah dan mendampakkan bau yang menyengat”, terang Izaz koordinator PMM 49 UMM.

14b53009-26fe-48ab-befd-29cca055c2a9-63287ed508a8b50e835ec412.jpeg

Lalu apa itu maggot? Singkatnya maggot atau dalam penyebutan lain disebut dengan belatung merupakan larva dari jenis lalat Black Soldier Fly (BSF) atau Hermetia Illucens dalam bahasa Latin. Seperti yang sudah disebutkan bahwa maggot merupakan larva dari jenis lalat yang awalnya berasal dari telur dan bermetamorfosis menjadi lalat dewasa. BSF tidak menularkan bakteri, penyakit, bahkan kuman kepada manusia. Magot merupakan larva pemangsa makanan yang buas. Sebanyak 10.000 maggot dapat menghabiskan 1 kg sampah organik dalam waktu 24 jam. Dengan kemampuan melahap makanan seperti itu, Maggot sangat mudah dan cepat berkembangbiak.

Kegiatan penyuluhan pembudidayaan magot tersebut kami lakukan dengan cara pendekatan kepada para warga desa dengan terjun langsung kelapangan dan mempraktikan step by step cara membudidaya maggot, hal ini guna memberikan wawasan baru dan merangsang keinginan para warga setempat untuk membudidaya maggot minimal diskala rumahan. Kegiatan penyuluhan ini disambut dengan antusias oleh warga setempat, “kami sampai dibuatkan tumpeng oleh warga setempat” ujar Alya anggota PMM.

dd65d3a6-9a75-4203-a527-38558d90558c-63287f1a08a8b518754dfa02.jpeg


Selain dari pada itu kami juga melakukan sharing tanya jawab seputar pembudidayaan maggot, pada kegiatan kali ini kelompok kami juga memberikan selembaran mengenai tinjauan tentang cara membudidayaan maggot.

6fd4a377-a836-4b9a-86ad-c17f418523b5-6328809a165bcf406513df84.jpeg

a27c03f8-8ee9-4a67-956f-ad992278da54-63287e65165bcf733411def3.jpeg

Pada saat sesi tanya jawab salah satu warga bertanya “keuntungan apa yang didapatkan ketika kami sudah mulai membudidaya maggot”.  “Maggot  mempunyai nilai ekonomis, yaitu bisa menjadi sumber pakan ternak dan menjadi pupuk. Maggot mengandung protein tinggi dan kandungan gizi yang baik untuk pakan ikan dan unggas yang mengandung protein hewani tinggi. Sementara itu, sampah organik yang tidak termakan oleh maggot, tetap bisa dimanfaatkan sebagai sumber kompos atau pupuk organik. Sedangkan sisa-sisa penguraian sampah organik oleh magot atau yang dikenal dengan istilah Kasgot menjadi pupuk yang kerkualitas baik dan tidak berbau.” sambung koordinator kelompok, Izaz.

513e49fa-f512-4de7-990f-bcede8c69801-632880c14addee0cf907ebb3.jpeg

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline