Lihat ke Halaman Asli

alya rosydah

Mahasiswa

Kenaikan pajak 12%: Tantangan Dan Strategi Manajemen SDM Di Indonesia

Diperbarui: 2 Januari 2025   20:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Penulis 1: Alya Rosydah (alya.vivo222@gmail.com)

Penulis 2: Dr. H. Asep Qustolani, S.E., M.M. (asepquinn@unma.ac.id) Dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Majalengka

Apa itu PPN?

Menurut R. Sianipar, PPN adalah "pajak yang dipungut atas konsumsi barang dan jasa yang dihasilkan oleh pengusaha dan dikenakan pada setiap tahap rantai distribusi yang memberikan nilai tambah."

R. Sianipar menggaris bawahi bahwa PPN dikenakan pada semua barang dan jasa yang diproduksi atau diperdagangkan oleh pengusaha. Pajak ini bersifat progresif dan dipungut sesuai dengan nilai tambah yang tercipta di sepanjang rantai distribusi, hingga akhirnya dibayar oleh konsumen akhir.

Pemerintah Indonesia mengumumkan kebijakan untuk menaikkan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari 10% menjadi 12%. Hal ini diatur dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (UU HPP). MERDEKA.com

Kebijakan ini merupakan bagian dari reformasi pajak yang bertujuan untuk meningkatkan penerimaan negara, sekaligus mendukung pembiayaan pembangunan nasional di tengah tantangan ekonomi global dan domestic. KOMPAS.com

Alasan Pemerintah Menaikkan Pajak

1. Meningkatkan Penerimaan Negara

Kenaikan tarif PPN menjadi 12% merupakan langkah strategis untuk meningkatkan penerimaan negara. PPN adalah salah satu sumber pendapatan terbesar bagi pemerintah Indonesia, selain pajak penghasilan (PPh) dan pajak korporasi. Dengan meningkatnya tarif PPN, pemerintah berharap dapat memperbesar basis pendapatan, yang pada gilirannya dapat digunakan untuk membiayai program-program pembangunan nasional yang semakin kompleks.

2. Pembiayaan Infrastruktur dan Program Sosial

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline