Lihat ke Halaman Asli

ALYA NURHALIZA

Mahasiswa Aktif Sastra Indonesia Universitas Padjadjaran 2022

Estetika Bahasa: Menyelami Keindahan Bahasa dari Sisi Semantik

Diperbarui: 29 Juni 2024   15:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Bahasa merupakan alat  komunikasi melalui tulisan maupun lisan yang memiliki makna untuk disampaikan kepada orang lain, hal inilah yang memunculkan adanya dialog. Bahasa digunakan oleh penutur supaya pendengar memahami apa yang disampaikan. Menurut Kridalaksana dan Djoko Kentjono (Chaer, 2014:32) bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh para anggota kelompok sosial  untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri. Fungsi dari bahasa itu sendiri seperti yang sudah disebutkan sebelumnya yakni sebagai alat komunikasi antarmanusia. Maka dari itu, bahasa tidak terlepas dari manusia pun dengan kesehariannya. 

Apabila bahasa dilihat dari segi estetika, estetika bahasa meliputi banyak hal salah satunya diksi atau pilihan kata. Estetika merupakan salah satu cabang ilmu filsafat yang membahas tentang keindahan. Dalam bahasa Yunani estetika disebut dengan Aesthesis yang memiliki arti perasaan atau sensitivitas. Menurut, Baumgarten, estetika merupakan ilmu yang membahas tentang hal-hal yang dapat dirasakan melalui perasaan. 

Bahasa bisa meliputi cabang morfologi, fonologi, semantik, dan lain-lain. Dalam konteks ini, penulis membahas estetika pada Bahasa Indonesia dari aspek semantik. Semantik merupakan salah satu cabang utama dari linguistik. Dalam bahasa Yunani, semantik disebut dengan semantikos yang memiliki arti memberikan tanda, penting. Menurut Charles Morrist, semantik adalah hubungan-hubungan tanda-tanda dengan objek-objek yang merupakan wadah penerapan tanda-tanda tersebut. Mudahnya, semantik merupakan cabang ilmu linguistik yang mempelajari tentang makna. Menurut Djajasudarma (1993:5) makna adalah pertautan yang ada di antara unsur-unsur bahasa itu sendiri. Maka, dapat dikatakan bahwa semantik atau makna merupakan aspek yang penting dalam menggunakan bahasa untuk memahami konteks pembicaraan. 

Mempelajari studi semantik diperlukan khususnya bagi orang-orang yang memiliki profesi sebagai penulis, jurnalis, reporter atau profesi lainnya yang berhubungan dengan kepenulisan. Dalam menciptakan suatu kalimat diperlukan keahlian dalam menyusun dan menjadikan tulisan tersebut menarik dan sesuai dengan target pasar. Pun pada dasarnya ilmu semantik pada kehidupan sehari-hari sebenarnya dibutuhkan, salah satunya untuk memahami maksud, kode, atau konteks seorang penutur terhadap pendengar. Semantik meliputi konotatif (makna yang memiliki maksud tersirat dari makna leksikalnya), denotatif (makna yang sesuai dengan konteks atau makna leksikalnya), peribahasa, majas, dan sebagainya.

Sebagai kesimpulan, estetika bahasa dari segi semantik menekankan pentingnya pemahaman makna dalam berkomunikasi. Semantik membantu penutur menyampaikan pesan dengan jelas melalui pemilihan kata yang tepat, penggunaan makna konotatif dan denotatif, serta penerapan peribahasa dan majas. Studi semantik sangat penting bagi profesional kepenulisan untuk menciptakan karya yang menarik dan bermakna sesuai konteks.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline