Lihat ke Halaman Asli

Alya Kania

is typing...

Tegas! Ini Sikap Ganjar Soal Wayang

Diperbarui: 23 Februari 2022   15:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok kompas

Provokasi dan ujaran kebencian. Dua hal ini selalu lekat pada ceramah-ceramah ustadz anyaran dewasa ini. Apalagi, mereka yang terafiliasi pada gerakan Islam garis keras. Kadrun kalau orang bilang.

Sudah berapa banyak ustadz yang harus berurusan dengan polisi karena persoalan ini. Teriak lantang mengkafirkan. Begitu ditangkap nangis sesegukan. Meski banyak yang dipolisikan, masih saja ada yang bikin ulah sampai sekarang.

Ya seperti kemarin ini. Seorang laki-laki brewokan yang mengatasnamakan dirinya Ustadz Khalid Basalamah. Belum lama ia jadi pendakwah. Sanad keilmuan agamanya juga masih antah berantah. Tapi, pengikutnya ternyata juga banyak.

Berkali-kali Basalamah tuai kontroversi saat ceramah. Tapi kemarin, ia kena batunya. Saat ceramah soal wayang, ia langsung diserang. Katanya wayang haram dan harus dimusnahkan.

Lha jelas saja. Ceramahnya kali ini menuai kecaman. Sejumlah dalang ngamuk bukan kepalang. Beberapa bahkan sudah ke kantor polisi untuk memperkarakan. Tokoh-tokoh nasional juga ikut menanggapi. Dengan segala versi dan idealisme sendiri-sendiri. Ada yang pro, ada juga yang kontra.

Salah satu tokoh nasional yang berkomentar soal ini adalah Ganjar Pranowo. Gubernur Jawa Tengah ini bahkan mengeluarkan pernyataan tegas soal ini. Katanya, wayang sampai kapanpun akan kita pertahankan. Dadhi nek ono sing ngomong wayang kon ngobong ki yo kudu diajari wayangan sik (jadi kalau ada yang bilang wayang harus dimusnahkan itu ya harus diajari wayangan dulu). Begitu katanya di video yang viral di dunia maya.

Sikap tegas Ganjar ini memang bukan tanpa alasan. Sebagai wong Jowo, Ganjar paham betul bagaimana adiluhungnya wayang dalam kehidupan. Apalagi ia juga seorang muslim. Jadi paham bagaimana peran wayang dalam penyebaran agama Islam.

Ganjar juga dikenal dekat dengan dalang. Almarhum Ki Enthus Susmono misalnya, dalang kondang yang juga pernah menjabat Bupati Tegal itu kawan akrab Ganjar. Kalau ketemu, keduanya pasti ngekek sampai ger-geran. Berkali-kali bahkan, Ganjar sepanggung dengan Ki Enthus, wayangan bersama sampai larut pagi.

Ada juga almarhum Ki Manteb Sudarsono, dalang kondang yang tak lekang oleh zaman. Kedekatan Ganjar dengan Ki Manteb sudah tak terbantahkan. Berkali-kali keduanya tampil dalam satu panggung pewayangan. Pun demikian dengan Ki Warseno Slenk, Sujiwo Tejo dan dalang-dalang kondang lainnya. Semuanya dekat dengan Ganjar, karena merasa ada hubungan emosional. Sama-sama pecinta wayang.

Ganjar dan wayang memang tak bisa dipisahkan. Bagi Ganjar, wayang bukan hanya budaya, tapi media komunikasi yang efektif pada masyarakat. Setiap ada program yang dimunculkan, salah satu media sosialisasi yang digunakan Ganjar ya wayang. Dari dulu sampai sekarang, Ganjar rutin gelar wayangan.

Bahkan dulu saat perayaan Hari Wayang Nasional pada 2019, Ganjar menggelar wayangan serentak di 22 kabupaten/kota di Jawa Tengah. Dalang-dalang kondang diundang, mereka tampil dengan lakon-lakon yang menyejukkan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline