Kebanyakan dari kita menyadari bahwa kondisi bumi saat ini sedang tidak baik-baik saja. Manusia menyadari bahwa ada yang perlu dibenahi dari bumi ini jika ingin kehidupan berlanjut lebih lama.
Beriringan dengan isu-isu lingkungan disebabkan oleh perubahan iklim yang banyak tersoroti akhir-akhir ini, membuat manusia semakin berpikir bagaimana solusi yang bisa ditawarkan untuk pelan-pelan membenahi bumi ini ? Muncullah sebuah konsep mengenai permakultur yang bisa menjadi solusi tanpa menimbulkan kerusakan yang berlebihan.
Tahukah kamu apa itu permaculture dan apa hubungannya dengan climate change ?
Sederhananya permaculture adalah sebuah konsep pertanian yang mengintegrasikan setiap hewan dan tumbuhan yang hidup di atasnya sehingga dalam proses pengaplikasian serta manfaat dari dua komoditi diatas dapat dirasakan secara terus menerus dan bertahan lama.
Konsep utama dari permaculture ini sendiri difokuskan untuk menciptakan sebuah lingkup lahan seimbang yang tertutup, sehingga tidak ada sampah yang dihasilkan, tetapi tetap bisa memiliki manfaat bagi manusia. Lalu apa kaitannya dengan climate change ?
Climate Change sendiri bisa disebabkan karena salahnya pemilihan teknik pengolahan lahan. Lahan yang awalnya baik-baik saja bisa jadi rusak dan berdampak pada perubahan iklim jika teknik pengolahan yang dipilih kurang tepat.
Di tingkat global, sektor pertanian menyumbang sekitar 14% dari total emisi, sedangkan di tingkat nasional menyumbang emisi sekitar 12%. Walaupun sumbangan emisi dari sektor pertanian relatif kecil, tetapi dampak yang dirasakan sangat besar.
Perubahan pola curah hujan dan kemarau menyebabkan produksi pertanian yang tidak menentu dan cenderung menurun. Belum lagi ditambah kerusakan atau penciutan lahan pertanian akibat dari perubahan iklim itu sendiri.
Dampak perubahan iklim yang cukup besar memerlukan upaya aktif untuk mengatasinya melalui sebuah strategi adaptasi. Strategi yang diberikan tidak cukup jika hanya mengandalkan teknologi (teknik) dalam pengolahan lahan saja, tetapi perlu adanya strategi dari manusia itu sendiri berkaitan dengan pola konsumsi bahan pangan.
Proses adaptasi yang bisa dilakukan selain mencoba menerapkan konsep lahan secara permaculture manusia juga bisa mencoba sebuah konsep "palemahan" dalam kaitannya dengan pola konsumsi. Palemahan sendiri berasal dari konsep Tri Hita Karana yang memiliki arti manusia hidup dan memperoleh bahan keperluan hidupnya dari lingkungannya.