Lihat ke Halaman Asli

Alya Dwi Arianty

Mahasiswa S1 Pendidikan Kimia UNIMUS

Mengintip Kios Buku Belakang Stadion Diponegoro Semarang: Surga bagi Pecinta Buku

Diperbarui: 9 Maret 2024   15:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber gambar: dokumentasi pribadi

Semarang merupakan kota yang memiliki banyak tempat menarik untuk dikunjungi, salah satunya adalah kios buku belakang Stadion Diponegoro. Kawasan ini merupakan surga bagi para pecinta buku, karena menyediakan berbagai macam buku bekas maupun baru dengan harga terjangkau. Mulai dari buku pelajaran, buku kuliah, komik, novel, hingga buku-buku langka dan klasik bisa ditemukan di sini.

Pada hari Rabu, 6 Maret 2024, saya bersama seorang sahabat saya menghabiskan waktu kami di kios buku belakang Stadion Diponegoro. Kami berdua memang hobi membaca dan mencari buku-buku yang menarik dan bermanfaat. Kami tiba di sana sekitar pukul 13.00 WIB, dan langsung disambut oleh deretan kios yang menjajakan buku-buku di pinggir jalan.

Kami pun mulai berkeliling dan melihat-lihat buku-buku yang ada. Ada banyak sekali buku-buku yang menarik perhatian kami, mulai dari buku kimia yang cocok untuk program studi kami, hingga buku-buku karya Pramoedya Ananta Toer yang merupakan salah satu penulis favorit kami. Saya juga menemukan buku yang sudah lama saya cari, yaitu buku "The Principles of Power", yang membahas tentang panduan praktis "menguasai dan memanipulasi" orang lain dengan cara yang positif.

Kami pun tidak ragu untuk membeli buku-buku tersebut, karena harganya sangat murah dibandingkan dengan toko buku lainnya. Namun, kami juga tidak lupa untuk menawar, karena ternyata di sini boleh menawar. Kami sempat kaget melihat pelanggan sebelum kami menawar dengan pedagang, karena kami pikir harganya sudah pas. Kami pun bertanya kepada pedagang, "Pak, boleh nawar?" dan pedagang pun menjawab dengan ramah, "Boleh, silakan." Kami pun tersenyum, karena merasa senang bisa menawar.

Setelah menawar, kami berhasil mendapatkan diskon sebesar 20 ribu rupiah untuk empat buku yang kami beli. Kami merasa puas dan bahagia, karena bisa mendapatkan buku-buku yang kami inginkan dengan harga yang murah. Kami pun membayar dan mengucapkan terima kasih kepada pedagang. Dan berjanji akan sering berkunjung kembali.

Setelah itu, kami melanjutkan perjalanan kami di kios buku belakang Stadion Diponegoro. Kami masih penasaran dengan buku-buku lainnya yang ada di sana. Kami pun berjalan di tengah-tengah kios-kios buku, dan menemukan sebuah kios es yang menjual minuman dingin. Kami pun merasa haus, karena sudah berkeliling satu jam ditengah panasnya Semarang. Kami pun memutuskan untuk membeli es di kios tersebut, dan menikmatinya di sana.

Sambil menyeruput es, kami pun bercerita tentang berbagai hal. Kami bercerita tentang buku-buku yang kami beli, tentang kegiatan kami di kuliah, tentang cita-cita dan impian kami, dan tentang hal-hal lainnya yang membuat kami tertawa dan senang. Kami merasa nyaman dan akrab, karena kami memang sahabat di perkuliahan yang memiliki banyak kesamaan frekuensi.

Kami pun menghabiskan waktu kami di kios buku belakang Stadion Diponegoro sampai sore hari. Kami merasa senang dan puas, karena bisa menjelajahi kios buku yang menyimpan banyak harta karun berupa buku-buku. Kami pun berjanji untuk kembali lagi ke sana, dan mencari buku-buku lainnya yang mungkin belum kami temukan. Kami pun pulang dengan membawa buku-buku yang kami beli, dan juga kenangan yang indah dari sana.

 

sumber gambar: dokumentasi pribadi




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline