Lihat ke Halaman Asli

Alya Dwi Arianty

Mahasiswa S1 Pendidikan Kimia UNIMUS

Melampaui Klik dan Tautan: Menggambarkan Ulang Literasi di Dunia Digital

Diperbarui: 7 Agustus 2023   21:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Hari Minggu pagi, di sebuah kota kecil yang tenang, tinggal seorang gadis remaja bernama Itsna. Ia adalah sosok cerdas yang selalu bersemangat menghadapi kehidupan. Namun, seperti banyak remaja lainnya, Itsna juga memiliki satu kelemahan besar - ia terlalu terpaku pada dunia digital. Setiap waktu luangnya dihabiskan dengan menyelam di samudra media sosial dan bermain game online.

Suatu hari, di kampusnya, Itsna menemukan sebuah pengumuman menarik. Itu adalah kontes menulis cerpen dengan tema "Meningkatkan Literasi di Era Digital". Itsna merasa tertantang oleh tema tersebut, tetapi dalam hati, ia merasa ragu. Bagaimana bisa ia menulis tentang literasi di dunia digital ketika dirinya sendiri terlalu banyak menghabiskan waktu di dunia maya?

Setelah berhari-hari merenung, Itsna mengambil keputusan penting. Ia ingin memulai petualangan baru - menggambarkan ulang literasi di dunia digital dengan mengoptimalkan potensinya dalam membaca dan menulis di dunia nyata. Ia ingin melampaui klik dan tautan yang menyelimuti dunianya.

Itsna mulai mengunjungi perpustakaan kota. Ia merasa kagum dengan bau kertas tua yang menyambutnya begitu masuk. Di sana, ia menemukan dunia yang tak pernah disadari sebelumnya. Setiap lembaran buku mengajarkan padanya kebijaksanaan dan membuka pintu dunia yang tak terbatas.

Tak lama kemudian, Itsna bertemu dengan Pak Rohman, seorang pensiunan pustakawan yang bijaksana. Pak Rohman melihat semangat dalam diri Itsna, dan mereka pun sering berdiskusi tentang pentingnya literasi dalam menghadapi arus informasi digital yang begitu deras. Pak Rohman menjadi mentor dan pemandu dalam perjalanan literasinya.

Itsna semakin pandai menulis cerpen dengan bimbingan Pak Rohman. Ia belajar tentang penggunaan kata yang tepat, gaya bahasa yang menarik, dan bagaimana menyampaikan pesan dengan efektif. Perjalanan literasinya membuka pintu bagi perkembangan diri yang luar biasa.

Suatu hari, pengumuman pemenang kontes menulis cerpen tiba. Itsna duduk di depan panggung dengan detak jantung yang cepat. Ketika namanya dipanggil sebagai pemenang cerpen dengan tema "Meningkatkan Literasi di Era Digital," Itsna merasa hatinya berdetak kencang. Ia tidak percaya diri menjadi juara, tetapi kemenangan tersebut bukan sekadar prestasi, melainkan sebuah momen epifani.

Itsna menyadari bahwa literasi sejati adalah tentang memahami dan menggunakan informasi untuk mendukung perkembangan diri dan kebaikan bersama. Kemenangannya menginspirasi teman- temannya untuk ikut serta dalam petualangan literasi di era digital.

Dengan semangat yang membara, Itsna dan teman-temannya membentuk sebuah komunitas literasi di kampus. Mereka menyelenggarakan diskusi buku, menggelar lomba menulis, dan mengadakan pertemuan berkala untuk membahas topik-topik menarik. Mereka berbagi buku dan rekomendasi literasi, mengajak anggota lain untuk bergabung dalam petualangan literer mereka.

Dunia digital tetap menjadi bagian penting dalam kehidupan mereka, namun literasi di dunia nyata telah menjadi fondasi kuat untuk menyaring informasi dan memahami konteks dengan lebih baik. Melampaui klik dan tautan, Itsna dan teman-temannya membuktikan bahwa literasi adalah kunci untuk mengoptimalkan potensi diri di tengah gempuran teknologi informasi yang tak henti-hentinya. Dan memperlihatkan bahwa melampaui dunia digital, kita bisa mencapai tingkat literasi yang lebih tinggi.

Seiring berjalannya waktu, komunitas literasi yang didirikan oleh Itsna semakin berkembang dan semakin banyak anggota yang bergabung. Mereka mengadakan berbagai kegiatan untuk mempromosikan literasi di era digital. Itsna dan teman-temannya aktif mengadakan lokakarya dan seminar tentang pentingnya literasi, tidak hanya di kalangan remaja tetapi juga bagi orang tua dan masyarakat umum.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline