Lihat ke Halaman Asli

Alya Azzahra Furqon

~Stop learning stop teaching~

Resensi "Maaf Tuhan, Aku Hampir Porak Poranda karena Perasaan": Bagian 2

Diperbarui: 6 Agustus 2023   17:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Book. Sumber ilustrasi: Freepik

Untuk seseorang yang sedang merayakan perpisahan

Bermunajatlah!, semoga ini yang terakhir dan semoga yang terindah pilihan Allah segera hadir. Bismillahirrahmaanirrahim. Allah tidak menuntuk kita atas perasaan yang kita miliki, selama ia berada pada batasnya. Kita harus terus berjalan dengan penuh ketenangan, sebab niscaya yang dinanti pasti akan datang. Kebahagiaan yang sesungguhnya, jika datangnya tak dipanggung dunia, semoga ia hadir turut membersamai di dalam surga. Tempat peraduan terindah bagi hamba-hamba Allah, tempat yang tidak ada lagi kesedihan di dalamnya. AllahuAkbar.

Terenyuh hati saat berharap bahagia ternyata hanya menggores luka. Sudah tahu akan begini, tapi tetap memaksa. Kita ini sedang memperjuangkan rasa atau mempersiapkan luka?

Tidak pernah sedalam ini

Entahlah, berapa kali kurapal namanya dalam doa, berharap ia melengkapiku sebagai yang tercipta dari tulang rusuk Adam as. Aku tidak pernah sedalam ini mencintai seseorang sebelumnya, hingga kurapal ia dalam doa dan sujudku. Sayangnya, yang ku sayang itu tidak bisa dipastikan apakah ia memiliki rasa seperti yang kumiliki. Oleh karena itu, aku memilih untuk pergi jauh, membentangkan jarak ahar tak terkejar oleh perasaan yang masih tersisa. Life must go on, membaiklah!. Jangan sampai menaruh harap yang berlebih pada selain Allah Swt.!




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline