Lihat ke Halaman Asli

Pisang Goreng

Diperbarui: 1 Agustus 2017   20:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Tingginya kadar pottasium dan rendah garam serta rasanya yang enak membuat buah tropis ini sangat digemari dan dapat diolah menjadi berbagai macam jenis panganan .  Bagi penikmat kopi akan semakin lengkap dengan hadirnya  pisang goreng nan renyah dari Pontianak. Pisang goreng crispy Pontianak buatan Pak Susanto yang sudah 30 tahun menekuni usaha  pisang goreng perlu untuk dicoba untuk menemani kopi anda.

Pria berumur   69 tahun ini tidak membuka lapak dimanapun, hanya menerima pesanan di dapurnya, Pisang goreng nya sangat terkenal, sehingga dia kaget ketika tahu bahwa kita baru tahu hari itu ada pisang goreng nya. Dengan bangga pak Susanto menuturkan bahwa pisang gorengnya sering dibawa tamu hingga Jakarta, Singapura, Malaysia hingga Hong-Kong dan Taiwan karena banyak yang terkesan akan rasa pisang yang khas. Cuma pesannya agar tidak membawa pigornya ke Australia karena disana ketat soal makanan sehingga pasti akan dibuang oleh petugas bandara.

Agak susah untuk mencari tempatnya, karena berada di di belakang pasar Tengah Pontianak. Sempat nyasar karena tanpa papan nama dan berada di belakang lorong pasar, akhirnya setelah beberapa kali bertanya kami diantar ke dapurnya.                       

Harganya memang relatif mahal perpotong enam ribu rupiah, sepadan dengan rasanya. Pak Susanto memberikan argumentasi mengapa pisang gorengnya selalu dicari. Kualitas adalah nomor satu dan dimulai dari bahan baku, pisang nipah. Bahan baku adalah pisang nipah yang menurutnya beda dengan pisang kepok. Pisang Nipah yang di tanam di Kalimantan akan berbeda rasanya dengan pisang nipah yang ditanam  di Jawa.  Ini pengalaman salah seorang saudaranya yang pernah mencoba menanamnya  di sana. Rasanya beda karena tanah di Kalimantan berbeda unsur haranya didominasi gambut .

Pak Susanto sudah kenyang dengan pahit getirnya kehidupan, dimulai sebagai pedagang  sembako yang kemudian bangkrut karena di tipu karyawan nya hingga mulai dari nol.  Sambil meneteskan  air mata die bercerita bahwa semua yang diupayakan bertahun tahun hilang, mobil rumah disita bank dan supplier. Mencoba peruntungan di berbagai bidang setelah usaha sembakonya tutup,  mulai dari jualan roti, membuka warung nasi ,  sempat juga merantau ke Jakarta namun akhirnya memilih kembali ke kampung halaman nya di Pontianak dan menemukan bahwa usaha pisang goreng yang dirintisnya dari nol itu yang bisa membawanya seperti saat ini.

Memiliki 3 Anak yang sudah menikah, pak Susanto tinggal berdua istrinya di rumah peninggalan orang tuanya. Dia terjun ke bisnis pisang goreng awalnya Karena kebetulan saja. Anaknya yang lulusan Pasca sarjana juga pernah merintis usaha pisang goreng namun tidak bertahan karena dia tidak mau anaknya yang kuliah tinggi hanya menjadi penjual pisang goreng dan memang bukan 'passion"nya.

Katanya saingan nya menggunakan Black magic walaupun dia gak percaya dan menyerahkan semuanya pada sang pencipta                       

 Walaupun saat ini masih tinggal di rmah warisan nenek nya yang saat ini juga sekaligus dapur dari pisang goreng crispy namun Pak Sutanto masih bersyukur karena pisang gorengnya masih disukai orang.                      




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline