Lihat ke Halaman Asli

Pasar Raya Baznas Kota Malang 2017

Diperbarui: 21 Desember 2017   08:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

DOKPRI

Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) bekerjasama dengan Blogger Kompasiana Malang (BOLANG) menggelar kegiatan seminar Naional dan pasar raya selama dua hari,  mulai sabtu 16 desember 2017 s/d ahad 17 desember 2017 di gedung DPRD dan Jl. Gajah Mada kota Malang.

Kegiatan itu diikuti oleh kurang lebih 345 UKM. Di dalamnya terdapat berbagai macam acara mulai dari gelar ekonommi kreatif, edukasi, panggung seni, parade puisi, Pasar kuliner,  panggung orasi, lukis paying, blog competition, kopdar kompasiana, dan Baznas kota Malang award2017.

Pembukaan acara seminar yang dilakukan oleh ketua Baznas kota Malang Dr. Fauzan Zenrif berlangsung dengan lancar. Acara seminar itu menghadirkan pembicara dari Baznas RI dan Jatim, seperti Ir Nana Mintarti dan Prof.KH.Ahmad Satori Ismail, Dr.KH Abdul Salam Nawawi dari Baznas Jatim, serta Prof.Dr.Imam Suprayogo, Mantan Rektor UIN Malang. 

Fauzan menuturkan bahwa seminar ini merupakan upaya untuk menghadapi globalisasi. Pasar ekonomi ASEAN yang saat ini sudah diberlakukan mau tidak mau mengharuskan setiap individu  untuk mejadi kreatif dan  terus berkembang. Oleh karena itu dalam acara tersebut akan dibahas bagaimana cara meningkatkan kualitas produk unggulan agar tetap eksis dan dapat bersaing di pasar global.

Pasar raya yang bertempat di samping gedung DPRD kota Malang itu nampak ramai dengan berbagai macam aneka produk yang ditawarkan. Mulai dari makanan, pakaian, interior rumah, buku-buku lama, aneka hasil bumi, sampai dengan onderdil sepeda motor. Budi, merupakan salah satu peserta yang ikut andil dalam kegiatan pasar raya itu. 

Dia menjajakan aneka macam hiasan ruangan seperti hiasan bunga, lampion dari kabel bekas yang bermacam-macam bentuk, miniatur sepeda, miniatur ruangan dsb. "Untuk harga dari masing-masing kreatifitas ini tergantung dari kerumitan dan bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membuatnya. Semakin rumit dan  semakin langka bahan yang digunakan makan semakin mahal  harganya," ujar Budi.

Di bagian tengah pasar raya itu terdapat panggung seni yang menjadikan acara tersebut menjadi lebih meriah. Panggung seni itu ikut diramaikan oleh Unit Kegiatan Mahasiswa UIN Malang Seni Religius. Salah satu anggota Seni Religius, Roni mengatakan, "Kami diundang untuk ikut memeriahkan acara ini di hari sabtu pukul 09.00-11.00 WIB dan di hari minggu pukul 15.00 WIB". Selain itu juga dimeriahkan oleh seni sholawat dsb.

Di tengah-tengah acara panggung seni tersebut, juga diselingi dengan diskusi tentang kepenulisan. Diskusi itu diikuti oleh 2 mahasiswa dan 23 mahasiswi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang dan yang bertindak sebagai pemateri adalah Hesti Kristanti, wartawan senior dari surat kabar Surya. 

Dalam kegiatan diskusi itu dijelaskan tentang bagaimana cara menulis yang baik dan benar. Selain itu audien juga diberi keleluasaan untuk bertanya tentang hal apa saja yang terkait dengan menulis. Kesempatan itu tidak disia-siakan oleh  seorang mahasiswi  asal malang, Risda. 

Dia menanyakan apakah menulis di malam hari itu lebih mudah daripada di siang hari atau itu hanya mitos. "itu bukan mitos ataupun memang benar, akan tetapi setiap individu mempunyai waktu produktif yang berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya dalam menuangkan isi pikirannya dalam sebuah tulisan. 

Terkadang ada yang mempunyai waktu produktif di pagi hari karena mungkin pada saat itu pikiran masih fresh dan belum berpikir yang berat tentang kesibukannya sehari-hari," ujar Hesti. kegiatan diskusi itu diakhiri  dengan  pembagian dorprize dan foto bersama.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline