Lihat ke Halaman Asli

Alwin permanasidiq

belajar menulis

Antara Susah dan Senang

Diperbarui: 26 April 2021   10:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustracion seseorang laki-laki sedang merenung kredit foto : Laman Riau

Perjalanan hidup setiap manusia senantiasa dihiasi oleh keadaan manis dan pahit. Seandai boleh memilih, tentu kita akan memilih kehidupan yang manis. Tidak ada diantara kita yang menginginkan hidupnya susah. Bagaimana tidak, kepahitan hidup sangat lekat dengan kesan susah, sulit, menderita, musibah, dan tempat berputus asa. Padahal, belum tentu seperti yang dibayangkan. Pahit dan manis, susah dan senangnya hidup itu memiliki persamaan; sama-sama ciptaan Allah Ta'ala dan sama-sama bisa menjadi berharga bagi kita, " mungkin engkau mendapatkan karunia ilmu makrifat pada saat gelapnya kesedihan, apa-apa yang tidak engkau dapatkan pada saat terangnya nikmat kesenangan. kamu tidak mengetahui yang mana lebih dekat kepadamu manfaat keuntungannya" (Al-Hikmah, No 161) 

hal penting berharga adalah bahwa keduanya dapat membuat kita tersungkur bertobat dan semakin dekat dengan Allah Ta'ala. senangnya hidup dapat menjadi berharga apabila dalam kesenangan itu kita sadar bahwa semua kesenangan datang dari Allah. Kita pun menjadi bersyukur. Begitu pula dengan kesusahan, dia akan berharga apabila kita semakin sadar mendekat kepada-nya. 

Sebaliknya, kesulitan dan kesenangan itu sama-sama tidak berarti apa-apa, apa bila kita lupa bahwa segala sesuatu diciptakan dan dikuasai oleh Allah Ta'ala. Kesenangan atau kelapangan sebesar apapun, hanya akan membangun kegelisahan sebesar itu pula, kalau kita tidak bersyukur. kesedihan atau kepahitan hanya akan membuat perihnya beralurut-larut dan melemut kalau tidak segera mendekat kepada-nya. Tanpa mengingat bahwa keduanya sama-sama ciptaan Allah, tidak ada kebaikan disana, dan justru bisa menjadi bahaya bagi diri sendiri.

ilustracion seorang wanita sedang bahagia kredit foto : Moeslim Chice

Ketika kita terlilit hutang misalnya. Resahnya hati kita dan semakin gelisah oleh ancaman petugas yang menagih bisa saja menjadi tenang kalau dengan kesulitan itu kita tersungkur bersimbah air mata, bertobat. dalam kesusahan kita mengiba kepada Allah dan menggunakan kepahitan itu untuk mendekat kepada-nya. Dengan demikian, walaupun kita diancam, Allah yang akan menjaga kita. Jadi saudaraku, apabila sedang dilanda kepahitan hidup, kita jangan berburuk sangka kepada Allah. Begitu pula ketika sedang diberi kesenangan, kitapun jangan lupa daratan. Teruslah mengingat bahwa Allah Yanga Maha Mencipta dan maha mengusai seluruh ciptaan sehingga kesusahan dan kesenangan itu bisa membawa kebaikan dalam hidup yang singkat ini.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline