Lihat ke Halaman Asli

AL Wijaya

Penulis

Batas (Bab 4)

Diperbarui: 4 Juni 2019   20:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Ari menutup kepalanya dengan tudung jaket berwarna gelap yang ia pinjam dari Yandi. Ia juga merapatkan jaket tersebut di tubuhnya. Berharap tak akan ada orang yang melihatnya. Ari berjalan dengan kecepatan cukup tinggi di atas trotoar.

Dari arah belakang, Melani membuntutinya. Ia nampak kewalahan mengikuti Ari yang berjalan dengan sangat cepat. Melani sampai-sampai harus menyingsingkan rok panjangnya serta membawa tas merah kecilnya dengan hati-hati.

"Tidak bisakah kau berjalan lebih pelan?" tanya Melani.

Bola mata Ari terputar. Ia sudah merasa kesal atas sikap Melani yang sangat manja dan cerewet. Terlebih lagi Ari kesal terhadap dirinya yang akhirnya memutuskan untuk membantu Melani. Mengapa ia bisa sampai sebodoh itu? Ari tak henti-hentinya menggerutu dalam hati, menyesali perbuatannya.

Namun mau bagaimana lagi? Ari sudah berjanji akan mengantar Melani ke alamat tersebut. Ia harus konsekuen dengan perkataannya. Ari pun mengurangi kecepatannya. Ia terus berjalan tanpa menoleh ke belakang sama sekali.

Setelah Ari menurunkan laju kecepatan berjalannya, akhirnya Melani bisa menyusul Ari. Melani tersenyum senang. Dengan penuh semangat ia berjalan beriringan dengan Ari.

Mereka berdua berjalan menyusuri bangunan-bangunan perkantoran tua yang ada di tepi jalan kota Artapuri. Meski tua dan terkesan berwarna pudar, namun bangunan itu memiliki nilai artistik yang sangat tinggi. Selain itu, bangunan-bangunan ini juga memiliki nilai historis. Mereka sudah terbangun sejak tahun 90an. Mereka juga yang menjadi saksi bisu atas peristiwa kelam yang pernah terjadi di kota itu.

"Terima kasih kau sudah membantuku." ucap Melani.

Ari melirik Melani yang berjalan di sisi kirinya. Meski sudah bisa menyusulnya, namun Melani terlihat tetap ribet sendiri dengan rok panjang yang ia kenakan. Ari mendengus. Wanita ini sungguh aneh! Memangnya ia pikir sedang berada di acara pagelaran busana Tom Ford? Mengapa harus mengenakan rok panjang segala.

"Aku tak sabar bertemu papaku. Sudah lama kita tidak bertemu." kata Melani dengan penuh harap.

"Ingat ya! Aku hanya akan mengantarmu sampai alamat itu." kata Ari tegas.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline