Lihat ke Halaman Asli

AL Wijaya

Penulis

Batas (Bab 1)

Diperbarui: 4 Juni 2019   16:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Dari arah cermin tengah terpantul wajah Rita yang sangat cemas. Matanya memancarkan kekhawatiran yang mendalam. Ia sungguh tak tenang. Sedari tadi mulutnya terus komat-kamit mengucapkan kata yang tak jelas.

Malam-malam seperti ini, Rita mengemudikan mobilnya dengan kecepatan rata-rata. Kedua tangannya menggenggam kemudi mobil. Hingga di persimpangan jalan, ia memutar kemudi ke kanan dengan cukup kencang. Alhasil hiasan berbentuk salib yang tergantung di bawah cermin tengah mobil bergoyang.

Tak lama setelah Rita berbelok, dari kejauhan ia melihat sebuah papan reklame dengan lampu neon berwarna biru dan merah terpasang di tepi kiri jalan. Royale Bar. Akhirnya Rita sampai juga di tujuan.

Setelah memarkir mobilnya di lahan kosong, Rita buru-buru melepas sabuk pengaman di tubuhnya lalu turun dari dalam mobil. Ia bergegas berjalan ke arah bangunan Royale Bar yang berdindingkan kayu mahoni. Ia menaiki anak tangga hingga sampai di pintu utama bar. Meski papan penanda sudah bertuliskan TUTUP, namun Rita tetap membuka pintu itu.

Melihat pintu terbuka, Yandi segera menoleh. Ternyata Rita. Ia datang dengan amat tergesa-gesa. Yandi pun berhenti mengepel muntahan Ari di lantai sejenak untuk menyapa Rita.

"Hai." sapa Yandi.

"Maafkan aku, seharusnya ini tak terjadi lagi. Ini sudah yang ke-31 kan?." kata Rita sambil berjalan ke arah Ari yang duduk di atas sofa dalam keadaan mabuk berat.

"Sebenarnya 32." ucap Yandi.

"Astaga... Berapa banyak yang ia minum?" tanya Rita sembari berusaha mengangkat tubuh Ari.

"Hampir 6 gelas kurasa.." Yandi hendak membantu Rita menggotong tubuh Ari namun Rita menolak. "Aku sudah berusaha melarangnya."

"Tak apa. Bukan salahmu." Rita berhasil menopang Ari di bahunya. Ia pun mengeluarkan 6 lembar uang seratus ribuan dari dalam saku lalu memberikannya pada Yandi. "Untuk semua kekacauan yang ia buat."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline