Lihat ke Halaman Asli

AL Wijaya

Penulis

Batas (Prolog)

Diperbarui: 4 Juni 2019   15:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Suara denting piano mengawali sebuah untaian melodi. Not demi not tercipta membentuk irama yang meneduhkan. Perlahan tapi pasti mengalun pelan dan terkesan santai.

Setelah beberapa bar, instrumen lainnya masuk memperkaya musik yang dimainkan. Tiupan saxophone serta gesekan cello menyatu dengan nada-nada dari piano. Ketiganya membaur secara harmonis menciptakan satu lagu yang utuh.

"Ku menempuh sedalam lautan

Ku mencari arti kehidupan"

Bersamaan dengan musik yang dimainkan, seorang penyanyi wanita mulai melantunkan lirik. Ia terpejam, berusaha menjiwai lagu yang ia nyanyikan. Tubuhnya meliuk seolah turut menceritakan kisah lagu tersebut. Bibirnya yang dilapisi gincu berwarna merah mendekat ke arah mikrofon.

"Mendaki gunung kekecewaan

Melelahkan"

Penyanyi itu jeda sejenak. Ia menarik nafas. Sedetik kemudian musik kembali melantun dan penyanyi kembali bernyanyi.

"Kau menjelma seperti khayalan

Kau impian dalam kenyataan

Perjalanan yang penuh likunya

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline