Lihat ke Halaman Asli

alwie

be good be bad just be

Hadapi Rasa Takut Jangan Berlari Dalam Ketakutan

Diperbarui: 20 Maret 2024   19:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Hai, Namaku Alwi Fadillah Muslim putra ke dua dari Bapak Lala dan Ibu Wiwin dan aku mempunyai Kaka Perempuan dan Adik Laki-laki yang lahir pada tanggal 28 September 2003 di kasur bidan Jalan Sukajadi Bandung.

Aku adalah lelaki berumur 20 Tahun dan Tahun ini akan menginjak umur yang ke 21 memang sudah tidak termasuk anak kecil lagi tetapi rasanya pikiran dan perilaku terkadang Kekanak-kanakan. 

Sekarang aku sekarang menimba Ilmu di Universitas yang ada di bandung Smester 4. Aku sangat Bersyukur sekarang memiliki teman dan orang-orang disekitar  yang sangat supportif dan selalu mendukung apapun yang aku lakukan. berbeda jauh dengan apa yang aku takuti dan aku pikirkan ketika aku duduk di bangku sekolah.

Dulu ketika aku masih duduk di bangku sekolah hal yang paling aku takuti adalah lanjut kuliah sehingga Aku selalu menolak tawaran dari kedua orang tuaku untuk lanjut kuliah. Karena rasa takut yang ada dipikiran terlalu besar. Hal-hal yang aku takuti adalah menghadapi Orang-orang baru kehidupan baru dan Lingkungan yang baru aku takut nanti tidak di terima oleh Orang-orang baru   karena kekurangan dan beban takdir di pundak-ku begitu berat sehingga aku memutuskan untuk tidak ingin lanjut kuliah.

tetapi ketika mendengar alasan-alasan yang aku katakan ayahku langsung memasang muka kecewanya karena dia tidak mengira anaknya tidak percaya diri dan tidak sepemikiran dengan nya. Aku tau apa yang ayahku ingin kan itu yang terbaik tetapi aku mempunyai pertimbangan  sendiri saat itu aku masih berpegang teguh dengan pendirianku yang tidak ingin lanjut kuliah sehingga ayahku melakukan tindakan yang begitu keras menurutku beilau berkata "jika tidak ingin kuliah kamu menandakan sudah menyanggupi kehidupanmu sendiri maka dari itu semua fasilitas yang ayah berikan akan ayah bawa kembali seperti motor, jaket, kamar dan semua yang ayah berikan." Ya menurutku ayahku sedikit otoriter dan aku merasa sedikit tidak nyaman ketika ayahku berkata seperti itu.

tetapi itu membuatku semakin yakin keputusan yang aku pilih adalah benar karena waktu itu aku langsung mendapatkan pekerjaan di luar kota  dengan gaji yang lumayan besar. maka aku berfikir bahea aku tidak lagi membutuhkan fasilitas-fasilitas apapun yang ayahku pernah berikan. tetapi itu tidak berlangsung lama.

ketika sedang libur dan bersantai di rumah ayahku menelepon dan menyuruhku untuk menyusulinya karena ban motor yang ayahku gunakan itu bocor sehingga beliau terus menerus menelepon kku untuk segera datang ke jalan dipatiukur tanpa mandi dan tanpa cuci muka aku langsung bergegas menyusuli ayahku. ketika aku sampai di lokasi aku tidak menemukan keberadaan ayahku. aku langsung menelepon ayahku untuk menanyakan keberadaan nya, tetapi dia menjawab yang aga membingungkan dia menyuruh ku masuk ke lobi kampus, aku terdiam ketika ayahku menyuruhku masuk, apa maksudnya ini? apa ayahku menambal ban motor di lobi kampus? ternyata ayahku mendaftarkanku kuliah tanpa sepengetahuanku. aku kesal tetapi aku tidak bisa berbuat apa-apa karena mendengar semua biaya pendaftaran yang lumayan besar sudah di lunasi ayahku. aku hanya bisa terdiam disaat itu sku langsung foto untuk KTM. aku langsung menanyakan apa maksudnya ayahku sampai melakukan hal gila ini dan jawaban ayahku selalu template "ayah gakuliah, ayah ngerasain gimana rasanya hidup tanpa gelar, ayah gamau hal ini kamu rasain juga, tolong kuliah dengan serius kamu sudah bukan anak kecil lagi." yaa menurutku tidak ada pilihan lain selain aku harus lulus cepat dan kuliah bersungguh-sungguh karena menurutku itu adalah satu satunya cara untuk membuat ayahku bangga kepadaku.

setelah sekian lama waktu kuliah pun tiba. Aku masih dengan rasa ketakutan ini aku berfikir begitu keras bagaimana caranya agar memiliki teman dan di terima oleh orang-orang baru. sehingga akupun memutuskan untuk sering mengajak ngobrol orang duduk disampingku, agar aku memiliki teman di kampus, menuruku memiliki teman di sekitar kelas pun sudah cukup,

ketika sudah melewati perkuliahan selama 4 smester dan mengalami banyak peristiwa di dalamnya sekarang aku merasa kuat, tetapi bukan karena diriku sendiri. Aku merasa kuat karena aku di kelilingi orang-orang yang hebat.

tidak perlu memiliki banyak teman yang terpenting adalah semua temanku berkualitas. Dan Hal-hal yang aku takuti ketika aku masih duduk di bangku sekolah sampai saat ini belum terjadi, dan aku berharap tidak akan pernah terjadi. Sekarang aku sangat menikmati Kuliahku. sekarang rasanya  tidak kuliah sehari pun rasanya kurang. ya aku bersyukur memiliki teman kelas yang begitu asik  dan aku berharap ini akan berlangsung selamanya.

"Jangan biarkan ketakutan mengekang langkahmu. Biarkan keberanianmu menjadi pemandu yang membawa kamu melewati segala rintangan."




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline