Lihat ke Halaman Asli

Alwi Rahman Kusnandar

Mahasiswa Prodi KPI Universitas Muhammdiyah Jakarta

Menyambut Ramadhan di Perantauan

Diperbarui: 22 Maret 2023   23:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Bulan Ramadhan menjadi momen paling ditunggu-tunggu bagi umat Muslim. Banyak orang Muslim merasa senang dan gembira menyambut bulan suci ini. Tetapi bagi seorang perantau terdapat kesedihan harus berpuasa jauh dari keluarga, terutama bagi para mahasiswa yang menuntut ilmu di luar kota.

Suasana Ramadhan akan berbeda bagi mahasiswa yang pertama kali jauh dari keluarga. Rasa senang dan sedih bercampur aduk bagi mereka yang menjalankan puasa jauh dari keluarga. Tidak akan ada lagi yang masuk ke kamar untuk mengingatkan waktunya sahur dan berbuka. Tidak ada lagi obrolan hangat saat santap sahur dan berbuka. Tidak ada lagi yang menyiapkan menu sahur dan berbuka.

Semua dilakukan sendiri, itulah yang dirasakan. Telat sahur ataupun berbuka seadanya akan dirasakan mereka. Hal ini yang akan membuat semakin sedih dan cepat-cepat ingin segera pulang ke rumah.

Walaupun begitu ibadah tetap harus dijalankan ikhlas karena Allah Ta'ala. Semua akan bernilai lebih di mata Allah. Jangan jadikan itu sebagai alasan untuk tidak menjalankan kewajiban seorang muslim, justru itu menjadikan diri kita sebagai mujahid, berjuang untuk mendapatkan rahmat dari Allah SWT.

Oleh : Alwi Rahman Kusnandar / Mahasiswa Prodi KPI Universitas Muhammadiyah Jakarta

Email : alwirahman281@gmail.com




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline