Supir Gojek ditembak di Kemang! Begitu berita yang menghiasi gadget di malam minggu jelang Valentine 13 Februari 2016 kemarin. Kejadian terjadi di Kemang Utara Raya, depan toko Susu. Supir Gojek sebelumnya terlibat adu mulut dan adu fisik dengan pelaku, yang kemudian terdengar letusan dan asap, yang membuat supir Gojek langsung tersungkur. Pelaku kabur ke arah Duren Tiga.
Korban sebelumnya meminta tolong warga namun warga baru berani menolong setelah pelaku melarikan diri. Korban yang bernama Reonaldo Agustin (27 tahun) luka di kepala pelipis kiri dalam keadaan kritis, kemudian dibawa ke Jakarta Medical Center (JMC). Belum diketahui motif penembakan, kemungkinan adalah konflik standar di jalan raya yaitu salip-salipan sepeda motor dan berujung emosi antara keduanya.
Penembakan supir Gojek ini menambah daftar panjang tantangan Nadiem Makarim, bos Gojek. Memang tidak terkait langsung dengan Bos Gojek ini, namun pastinya ia harus turun tangan untuk membantu penyelesaian kasus ini.
Mungkin tidak pernah terbayangkan di benak Nadiem Makarim, putra Nono Makarim, owner salah satu partner Makarim Taira Law Firm yang sangat terkenal di dunia hukum Indonesia, bisnis ojek online yang dirintisnya akan sebesar ini dan bahkan muncul kasus-kasus seperti penembakan yang mungkin tidak pernah dibayangkan olehnya.
Sejak Nadiem mendirikan Gojek, kayaknya memang dia sudah akrab dengan yang namanya "Mas salah" alias "trouble" alias "kasus melulu". Mungkin masih hangat di benak kita beberapa masalah yang menerpa Gojek :
1. Penolakan Opang (Ojek Pangkalan) atas hadirnya Gojek
Walaupun misi awal Gojek adalah mensejahterakan tukang ojek supaya lebih besar pendapatannya, namun Opang alias Ojek pangkalan, yang beberapa masih memiliki otak di dengkul susah diajak maju, lebih memilih menolak hadirnya Gojek, ditandai dengan adanya spanduk spanduk penolakan Gojek "OJEK ONLINE DILARANG AMBIL PENUMPANG DIDAERAH INI"
2. Pemukulan supir Gojek
Episode selanjutnya dari penolakan Opang adalah pemukulan supir Gojek oleh oknum Opang yang tidak terima supir Gojek yang mengantar atau mengambil penumpang di daerahnya. Kasus ini tidak hanya terjadi di Jakarta namun juga di beberapa daerah yang menjadi daerah operasional Gojek. Bahkan pihak kepolisian pun harus turun tangan untuk mengatasi konflik yang sering terjadi ini. Jalan tengahnya adalah Gojek biasanya mangkal nggak jauh dari Opang mangkal. Penumpang yang sudah order akan jalan ke pangkalan bayangan Gojek itu.
3. Larangan operasional Gojek oleh Menteri Perhubungan (Jonan) yang akhirnya dianulir Jokowi
Masih ingat kan operasional Gojek sempat dibekukan oleh Jonan di pagi hari dan dianulir oleh Jokowi di siang harinya. Alasannya adalah terbukanya lapangan kerja bagi ribuan pengemudi Gojek, apabila dihapus maka akan timbul pengangguran massal, dimana pemerintah pun sudah pusing dengan tingginya angka pengangguran. Gojek dianggap sebagai salah satu jalan keluar untuk menekan angka pengangguran.