Lihat ke Halaman Asli

Ardi

Emas Kemilau

Pandangan DDI terhadap Gender

Diperbarui: 13 Juli 2024   16:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

MAHASISWA IAI DDI SIDENRENG RAPPANG

PANDANGAN DDI TERHADAP GENDER

Penulis: ILA
Npm. 0239250007
Mahasiswa IAI DDI Sidenreng Rappang

Pada awalanya, gender adalah suatu klarifikasi yang gramatikal untuk benda-benda berdasarkan jenis kelaminnya. Gender merupakan perbedaan sifat dan perilaku antara pria dan wanita yang juga meliputi perbedaan sosial yang tidak bersifat ciptaan Tuhan akan tetapi dihasilkan melalui proses sosial dan budaya yang berkelanjutan. Pada umumnya, gender merupakan perbedaan yang signifikan yang terlihat pada laki-laki dan wanita yang dilihat dari nilai dan perilaku. 

Dalam buku yang berjudul Women's Studies Encyclopedia, dijelaskan bahwa gender merupakan suatu konsep budaya yang cukup berkembang diantara masyarakat yang berusaha membuat suatu perbedaan baik itu dalam peran, perilaku, mentalitas, maupun karakter emosional antara laki-laki dan wanita. 

Contoh daripada perbedaan itu adalah misalnya perempuan dikenal dengan sifat dan perilaku lemah lembut yang ada pada dirinya, cantik, emosional dan bersifat keibuan, sedangkan pria berbanding terbalik dengan perempuan. Pria atau lelaki dikenal dengan sikapnya yang rasional, kuat, jantan dan perkasa.

Sedangkan dalam buku karya Mansour Fakih yang berjudul Analis Gender dan Transformasi Sosial dijelaskan bahwa perbedaan gender antara manusia yang mengenalkan diri sebagai pria dan wanita yang terbentuk melalui berbagai macam hal yang salah satunya tersosialisasikan sebagai feminim maupun maskulin yang sesuai dengan ajaran negara ataupun agama mereka sendiri.

Dalam pandangan DDI, Islam tidak pernah membedakan antara lelaki maupun perempuan dihadapan Allah Swt. Keduanya mempunyai kedudukan yang sama dihadapan Allah Swt. namun yang menjadi pembeda ialah tentunya amal perbuatan ketika hidup di dunia sebagaimana telah dijelaskan dalam Qur'an Surah An-Nisa ayat 34 dan Qur'an Surah Ali Imran ayat 195. 

Pada kenyataannya, seorang wanita terkadang dianggap lemah dan dianggap remeh jika berhadapan dengan laki-laki karena dianggap tidak setara atau tidak lebih mulia daripada laki-laki. 

Padahal Islam itu sendiri datang untuk mengangkat derajat perempuan melalui risalah yang dibawakan oleh Nabi Muhammad Saw. Sehingga Nur Rofiah dalam karyanya yang berjudul Nalar Kritis Muslimah mengatakan bahwa konsep keadilan yang hakiki juga berhak didapatkan oleh setiap wanita yang dikarenakan setiap hal yang setara belum tentu bersifat adil.

Terdapatnya perbedaan yang signifikan antara wanita dan pria tidak bisa disangkal yang dikarenakan keduanya memiliki kodrat masing-masing khususnya dalam hal biologis. Al-Qur'an mengingatkan agar kiranya manusia tidak sombong yang dikarenakan semuanya hanya pemberian Allah Swt semata dan sebaiknya berdoa dan memohon akan karunia dan nikmat-Nya. Dalam hal lain, tidak ada perbedaan antara kecerdasan dan kemampuan dalam hal berpikir baik itu laki-laki maupun perempuan.

Dalam Islam, laki-laki dan perempuan mempunyai peran yang cukup komprehensif setara dan memiliki kedudukan yang begitu tinggi sebagai makhluk ciptaan Allah yang mempunyai amanah yang sama. Kesetaraan antara laki maupun wanita sebenarnya telah dinyatakan dalam Al-Qur'an pada surah Attaubah ayat 71, walaupun ada sedikit kelebihan laki-laki terhadap perempuan yang dijelaskan didalamnya namun bukan berarti boleh semena-mena diartikan sebagai satu kelompok berada diatas kelompok yang lain.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline