Lihat ke Halaman Asli

Kemeja dan Kesederhanaan

Diperbarui: 25 Juni 2015   07:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13323170791723546565

Pada satu petang, di dalam satu warung makan, ketika saya sedang menunggu menu yang sedang saya pesan, datang seorang bapak dengan istrinya, yang menurut perkiraan saya baru melakukan perjalanan jauh. Tanpa disangka, bapak dan ibu tersebut menyapa saya dengan sangat ramah dan bahkan mengajak saya bercanda seputar topik ini dan itu. Saya sungguh merasa terhormat dan senang.

Di lain kesempatan, saya berada di situasi yang kurang lebih sama, yaitu bersamaan waktu duduk dengan seorang bapak yang sudah berumur, tetapi bapak tersebut tidak menyapa saya terlebih dahulu, dan akhirnya saya mendahului mengembangkan senyum sebagai tanda sopan santun.

Apa yang beda dari kedua situasi tersebut? Yang pertama, waktu itu, saya kebetulan tampil simpel dengan kemeja, dan yang kedua tampil dengan sedikit lebih muda, yaitu mengenakan T-shirt dan jeans, serta rambut dengan gel. Tentu saja kedua hal tersebut tidak bisa dijadikan kesimpulan untuk mengira-ira dua kejadian tersebut, bahwa hanya karena saya memakai kemeja dan satunya memakai kaos, saya lebih dan kurang dihormati, karena bisa juga kebetulan pada momen pertama, bapak dan ibu yang berjumpa dengan saya adalah tipe ramah.

Tapi di banyak kesempatan lain, di dalam kendaraan umum misalnya, ketika saya tampil dengan kemeja, saya selalu mendapat respon yang lebih 'dimanusiakan' oleh orang-orang yang duduk bersebelahan dengan saya.

Lalu saya pun mulai berpikir, dan akhirnya bisa mengambil sedikit kesimpulan, bahwa kesan pertama yang ditampilkan dari berpakaian mengenakan kemeja adalah kesederhanaan : sopan dan rendah hati.

Jika dihubungkan dengan sisi kehidupan yang lain, hal tersebut memang tidak bisa dibantah lagi, bahwa dalam tiap seragam kedinasan atau pakaian resmi dalam lingkungan kerja pastilah kemeja dan bukannya kaos oblong atau mungkin kaos polo.

Oleh karenanya, saat ini saya benar-benar merasa sangat nyaman mengenakan kemeja dalam setiap momen apapun, dan bahkan kadang merasa kikuk jika terjebak dalam momen yang sedikit formal dan saya kebetulan sedang memakai kaos. Jadi sebagai persiapan, sekarang saya hampir selalu memakai kemeja dalam setiap momen bahkan dalam momen yang sangat santai seperti berkencan. Lagipula, aikon pejabat kharismatik top yang sedang hangat saat ini, Dahlan Iskan, juga selalu tempil merakyat dengan kemeja putihnya :)

Jadi, mari kita budayakan kesederhanaan dengan selalu memakai kemeja dalam acara dan momen apapun.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline