Lihat ke Halaman Asli

Alvriza Sulistyoningtyas

Belajar Menjadi Content Writer

Taman Astor, Wisata Baru di Tenjo yang Kurang Tereksplorasi

Diperbarui: 4 Maret 2020   09:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Taman Astor di Desa Babakan, Kecamatan Tenjo, Bogor, Jawa Barat (23/02/2020)

TENJO (23/02/2020) -- Masyarakat di sekitar Taman Astor, Desa Babakan, Kecamatan Tenjo, Bogor, Jawa Barat, menyimpan berbagai potensi wisata alam. Namun, semua itu terkesan tak tereksplorasi dengan baik, dikarenakan infrastruktur yang jauh dari kata layak. Masyarakat sekitar yakin, jika infrastruktur menuju lokasi Taman ini diperbaiki, maka wistawan dari lokal maupun domestik akan mendatangi wilayah tersebut.

Walaupun terbilang wisata alam yang masih baru yang diresmikan pada tahun 2019, tetapi tak bisa dipungkiri jika Taman Astor menyimpan keindahan alam yang masih asli yaitu kawasan perhutanan yang menyediakan wahana bermain serta sarana belajar bagi anak-anak usia dini hingga dewasa.

"Taman Astor telah berjalan dari 2018, diresmikan pada tahun 2019 yang bekerja sama dengan perhutani, SK nya diberikan oleh perhutani. Dan kemudian Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) membuat suatu kegiatan yaitu mengolah Taman Astor." Ujar Saipul Makhmur selaku Sekretaris pengelola Taman Astor.

Wisata alam ini banyak dikunjungi oleh wisatawan yang berasal dari daerah Tangerang dan dalam satu tahun dapat mencapai 1000 wisatawan. Kebanyakan wisatawan yang datang ingin mencari suasana alam hutan yang asri dan sekedar melepas lelah. Wisata ini ramai dikunjungi saat weekend dan hari libur nasional.

"Di Taman Astor ini Terdapat spot foto buatan, seperi rumah pohon dan sisanya hutan alami. Ada juga Aula untuk rapat, kemudian, mushola, dan toilet. Lalu bisa juga dijadikan trak motor, tetapi untuk sementara ini kita belum bisa memanfaatkan. Soalnya mereka bilangnya ikut serta saja, hanya ikut meramaikan. Tetapi saat kita pintai bantuannya susah. Kami terkendala dari dananya juga sih, harusnya kita tutup daerahnya, kemudian bisa kita ambil hasilnya dari motor." Kata Saipul Makhmur.

Selain terkendala dana, Saipul mengatakan bahwa hasil pendapatan yang terkumpul dari pariwisata Taman Astor selama satu tahun mencapai jumlah 18 juta dan harus dibagi hasil kepada perhutani dan desa.

"Ya, karena sistem setornya 100% itu diberikan kepada perhutani sebesar 70%, dan 30% untuk kita, nah 30% itu, kedesa 5%  lalu kita 25% yang mengelolanya disini. Ditambah yang 25% itu kita bagi lagi untuk kepemudaan dan  sosial."

Beliau menuturkan bahwa seharusnya setiap wisatawan yang mengunjungi Taman Astor dikenakan tarif sebesar Rp 10.000 untuk tiket masuk. "Untuk perjanjian dengan perhutani 10 ribu/orang. Tetapi kita belum berani mejualnya, masalahnya kita disini belum ada daya jual yang lain, wisatawan yang berkunjung bisa jadi juga keberatan, oleh karena itu sekarang sistemnya hanya parkir sajalah dulu, lalu untuk masalah sistem setor, berapa dapatnya buat parkir, kita setorkan ke perhutani." Ujarnya.

Selain menyajikan pemandangan kawasan hutan, kuliner yang disajikan juga berasal dari masyarakat Desa Babakan sendiri yang menjadi pedagangnya, karena moto dari kawasan ini adalah "dari Desa Babakan untuk Desa Babakan". Moto inilah yang menghusung agar pengembangan pariwisata di Desa Babakan dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerahnya, dengan belum membuka pedagang dari daerah lain untuk ikut berpartisipasi mendagangkan kulinernya di wisata ini.

Namun begitu masih sangat jarang masyarakat yang mengetahui jika Taman Astor ini merupakan salah satu destinasi wisata alam di Kecamatan Tenjo. Untuk lebih mempublikasikan dan mempromosikan kepada masyarakat umum, pihak pengelola Taman Astor akan mengadakan Event pada bulan April mendatang dan menggunakannya sebagai daya jual kepada masyarakat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline