Lihat ke Halaman Asli

Alvriza Mohammed Fadly

Mahasiswa Film dan Televisi UPI 2020

Sebuah Petualangan Demi Moralitas (Ulasan Film Dungeon and Dragons: Honor among Thieves)

Diperbarui: 1 April 2023   20:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar 1. Para Tokoh Protagonis Film Dungeon and Dragons (Sumber: Kincir.com/Paramount)

Bagi para penggemar permainan tabletop mungkin sudah tidak asing lagi dengan Dungeon and Dragons, permainan peran atau Role Playing Game bertemakan fantasy yang diterbitkan oleh The Wizard of Coast. 

Kini, terdapat sebuah adaptasi film terbaru yang berjudul Dungeon and Dragons: Honor Among Thieves diperankan oleh aktor-aktor yang sangat hebat. 

Film ini menceritakan Edgin Darvis (Chris Pine) yang telah keluar dari penjara bersama rekannya Holga Kilgore (Michelle Rodriguez) ingin kembali bertemu dengan putrinya setelah ditinggal 2 tahun lamanya dikurung dalam penjara. 

Edgin menemukan bahwa putrinya, Kira (Chloe Coleman) hidup dengan mantan rekan pencuri dahulu bernama Forge Fitzwilliam (Hugh Grant) dan memanipulasinya agar tidak mempercayai sifat ayahnya yang pembohong. 

Selain itu, Forge merupakan pemimpin terbaru yang memiliki hasrat buruk dan secara diam-diam ingin mencuri harta kekayaan kota Neverland setelah diangkat menjadi raja. Misi Edgin kini menghentikan rencana buruk Forge dan mendapatkan putrinya kembali dari tangan yang salah.

Gambar 2. Edgin bersama kelompok pemberontakan kecilnya menjalankan petualangan berbahaya (Sumber: Parade.com/Paramount)

Film bergenre Dark Fantasy/Fantasy sebagian besar dikaitkan dengan era Medieval dimana dunia digambarkan pada abad pertengahan dengan sistem tatanan pemerintahan kerajaan dan kehidupan terlihat masih sangat tradisional. 

Tidak hanya itu, penggambaran dunia lama tersebut dicampurkan dengan hal-hal imajinatif seperti eksistensi ras non-manusia dan ilmu sihir yang bervariatif. 

Film Dungeon and Dragons: Honor Among Thieves tidak hanya berhasil dalam merealisasikan penggambaran dunia fiksi tersebut, tetapi juga memberikan vibes kehidupan klasik hanya melalui karya audio-visual. 

Selain itu, film tersebut mempunyai cerita yang memberikan pesan moralitas sebagai manusia di kehidupan ini. Dalam pengembangan ceritanya film ini memiliki porsi yang seimbang antara humor dan intensitas cerita tertuang pada pembagian kemunculan konflik, puncak dari permasalahan, hingga penyelesaian konflik. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline