Lihat ke Halaman Asli

Alviyatun

ATLM (Ahli Teknologi Laboratorium Medik) di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Koleksi Barang Akankah Dipertanggungjawabkan?

Diperbarui: 6 Mei 2021   00:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi : https://r.search.yahoo.com/_ylt=AwrwJUVDzJJgHy0AkgnWQwx.;_ylu=c2VjA2ZwLWF0dHJpYgRzbGsDcnVybA--/RV=2/RE=1620262083/RO=11/RU=https%3a%2f%2fmalangterkini.pikiran-rakyat.com%2fnasional%2fpr-1251382855%2f5-fakta-pasar-muamalah-jual-beli-barang-pakai-koin-emas-dinar-dan-koin-perak-dirham/RK=2/RS=GBUqiBE3IvjIvsfr_rGgfA5AqJo-

Hobi Mengoleksi Barang

Hobi mengoleksi barang adalah suatu kegiatan mengumpulkan satu atau lebih jenis barang yang menjadi kesukaannya, yang pada akhirnya akan memberikan rasa kepuasan, penghiburan, pengingat akan suatu kenangan, atau bahkan memberikan gambaran sejarah suatu peristiwa.

Mengoleksi barang-barang tertentu, memang bisa mendatangkan keuntungan pada suatu saat nanti. Apalagi yang dikoleksi berupa barang antik dan langka. Bila ada yang tertarik tentu akan membayar dengan harga mahal.

Hobi mengoleksi barang mungkin banyak dilakoni orang . Barang itu bisa apa saja, mulai dari yang sederhana sampai yang mewah. Mulai dari koleksi aksesoris yang biasanya ditekuni seorang wanita, sampai mobil mewah yang harganya bisa bermilyar-milyar.

Kegiatan ini tentunya memerlukan ketekunan, waktu dan tenaga karena mengumpulkan sesuatu yang mungkin sudah sangat sulit di dapat dan terkadang juga merogoh kocek yang tidak sedikit. Orang-orang di sekitar mungkin banyak yang bertanya-tanya untuk apa mengumpulkan barang-barang yang mungkin sudah tidak ada gunanya tersebut?

Barang-barang antik dan kuno yang sudah tak digunakan lagi, bagi kolektor adalah buruan yang mengasyikan, dan menjadi tantangan tersendiri. Suatu saat barang tersebut mempunyai nilai jual yang menggila. Mengapa saya sebut menggila, karena bagi masyarakat awam seperti saya, harga yang dibandrol terkadang di luar ekspektasi orang awam. Fantastis. Bukan lagi angka tus-tus, tetapi jut-jut sampai membuat orang terkejut-kejut.

Mengoleksi Perangko

Ilustrasi : Koleksi Perangko (ekonomi.kompas.com)


Dahulu waktu duduk di bangku Sekolah Menengah Analis Kesehatan (SMAK) saya suka mengoleksi perangko yang di dapat dari hasil surat menyurat dengan sesama teman SMAK di lain pulau. Karena alat komunikasi yang populer adalah dengan surat menyurat. Perangko yang tertempel dalam amplop surat, dilepas setelah surat dibaca, kemudian dipindahkan ke buku perangko. Perangko ditata dan diurutkan sesuai gambar dan tahun dikeluarkan. Karena gambar dalam perangko memiliki makna biasanya disesuaikan dengan peristiwa yang populer saat dikeluarkan.

Kalau ingat masa itu sungguh mengesankan. Setiap hari menunggu pak Pos datang ke sekolah, apakah ada surat untuk saya atau tidak. Begitu juga dengan teman-teman, menunggu kedatangan pak Pos adalah sesuatu.

Sayangnya hobi mengoleksi perangko ini tidak lagi berlanjut. Surat menyurat semakin lama semakin ditinggalkan sebagai alat komunikasi. Kini alat komunikasi sudah sangat populer menggunakan gadget dengan berbagai merk.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline