Lihat ke Halaman Asli

Alviyatun

ATLM (Ahli Teknologi Laboratorium Medik) di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Menu Buka Tak Biasa, Tetap Sederhana

Diperbarui: 26 April 2021   22:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi :Menu Takjil Tak Biasa (diolah by Canva)

Hari Ahad 2 Mei 2021, bertepatan hari ke 20 puasa Ramadhan adalah giliran saya membuat menu takjilan untuk berbuka puasa. Dimana semenjak masa pandemi setahun yang lalu, kegiatan berbuka puasa di masjid ditiadakan. Tetapi sesuai rapat pengurus takmir masjid, kegiatan pembuatan takjilan tetap dilaksanakan namun bukan dibagi pada jamaah di masjid, melainkan dibagikan ke rumah-rumah penduduk sesuai jumlah kepala keluarga.

Kesepakatan ini dilanjutkan pada bulan ramadhan tahun ini 1442 Hijriyah. Panitia telah membagi jadwal pembuatan takjil. Saya berencana memasak menu takjilan di rumah bersama keluarga, kebetulan pas hari Ahad jadi anak-anak juga tidak ada kegiatan di sekolah atau pun di kampus.

Saya juga biasanya meminta tolong dua orang tetangga saya untuk membantu memasak. Untuk masak dalam jumlah besar saya belum terbiasa. Takut tidak enak sih sebenarnya, karena untuk mencicip saya ragu.

Walaupun sebenarnya boleh ngicip asal tidak sampai tertelan, tetapi hukum puasanya kan jadi makruh. Sayang banget puasanya. Lebih baik minta tolong kepada yang sudah terbiasa "rewang" (bantu-bantu masak hajatan). Harapannya kekurangan rasanya tidak melenceng jauh. Harapannya rasa pasti lebih sedap daripada memasak sendiri.

Menu tak biasa tetap sederhana

Lalu apa yang dimasak? Setelah beberapa hari berpikir dan mencari wangsit sambil mengingat menu-menu takjil tetangga sebelumnya, saya mulai menyusun daftar menunya.Walaupun menunya tak biasa tetapi tetap sederhana saja, disesuaikan dengan budget yang ada. Karena kebutuhan yang lain masih banyak, yang penting niat untuk berbagi dan ikhlas untuk beribadah karena Allah ta'ala. InsyaAllah berkah.

Menu pertama, sambal kreni daging ayam.

Ilustrasi :www.oke.blogspot.com

Kreni yang biasanya digunakan pada jaman dulu sebenarnya adalah daging sapi. Tetapi tidak ada salahnya to saya menggantinya dengan daging ayam. Selain harga daging ayam lebih murah, nilai gizi juga masih mencukupi. Pokoknya disesuaikan dengan isi kantong sajalah. Hehe...

Kreni daging ayam ini memang sedikit repot membuatnya. Daging ayam dihaluskan dulu, kemudian diberi bumbu bawang putih, ketumbar, kemiri, jahe, gula Jawa, garam secukupnya, dan penyedap rasa bila suka. Setelah diuleni dengan bumbu, ditambahkan beberapa butir telur dan mentega. Kemudian diuleni lagi sampai semua bumbu, mentega dan telur tercampur rata. Kemudian baru dibuat bulatan-bulatan sebesar bakso atau sesuai selera, sampai daging habis. Sisihkan.

Setelah selesai, membuat bumbu lagi sebagai bumbu kedua. Bumbu kedua ini sama dengan bumbu pertama, tetapi ditambahkan cabai merah besar, cabai rawit, kunyit, Laos, daun salam, daun jeruk, sereh. Semua bumbu pertama dihaluskan termasuk kunyit. Sedangkan cabai merah besar dan cabe rawit diiris kecil-kecil. Lengkuas/Laos diiris besar tipis, sedangkan daun salam, daun jeruk, sereh cukup dimasukkan utuh.

Bumbu kedua ditumis dengan sedikit minyak sayur sampai harum. Kemudian ditambahkan air sampai kira-kira semua daging kreni bisa terendam. Setelah air mendidih dengan sesekali diaduk, masukkan daging kreni ayam tadi dengan hati-hati. Setelah semua daging kreni ayam terendam, dimasakkan sampai matang dan diungkep, dengan sesekali diaduk dengan hati-hati. Daging dimasak hingga air tersisa sedikit. Api kompor dimatikan dan biarkan beberapa saat, agar bumbu makin meresap.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline