Lihat ke Halaman Asli

Ganendra Alvittro Suwardi

Mahasiswa Telkom University

Mengenal Motif Batik Jawa Barat : Batik Priangan Tasikmalaya

Diperbarui: 15 November 2023   04:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://rizkiabdillah.wordpress.com/info-daerah/jawa-barat/kota-tasikmalaya/kerajinan-tasikmalaya/batik-tasikmalaya/

Tasikmalaya, yang dikenal sebagai Sang Mutiara dari Priangan Timur, membanggakan kekayaan potensi alamnya sebagai sebuah kabupaten di Jawa Barat yang terletak di selatan Jawa Barat. Selain Cirebon, Pekalongan, Solo, dan Jogja, Tasikmalaya juga memiliki warisan batik yang istimewa, dikenal sebagai batik Tasikmalaya dan termasuk dalam kategori batik Priangan. Istilah "Priangan" di sini menjadi sinonim dari "Parahyangan," merujuk pada negeri para dewa. Kota ini, yang juga dikenal sebagai kota santri, memiliki pusat batik Tasikmalaya yang berlokasi di Desa Sukapura, Kecamatan Sukaraja. Secara umum, batik Tasikmalaya cenderung menampilkan motif yang memberikan kesan semangat kesederhanaan, terbuka, dan pluralistik, sambil memancarkan kesan yang imut dan manis, seiring dengan citra umum wanita Sunda.

APA ITU BATIK TASIKMALAYA

Batik atau proses membatik adalah metode dekorasi kain yang melibatkan penggunaan lilin atau malam sebagai penghalang warna. Metode ini melibatkan teknik celup dingin yang menggunakan canting tulis atau cap tembaga. Meskipun pada masa lalu, teknik menggunakan cap tembaga tidak dianggap sebagai bagian dari kategori batik, namun dengan pertimbangan komersial, hal tersebut masih dapat diterima sebagai bagian dari tradisi batik.

Batik Tasikmalaya merujuk pada tradisi batik yang berasal dari kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Indonesia. Batik ini memiliki karakteristiknya sendiri dan termasuk dalam kategori batik Priangan. Batik Tasikmalaya dikenal dengan motif-motifnya yang memberikan kesan semangat kesederhanaan, terbuka, dan pluralistik. Motif-motif tersebut sering mencerminkan citra wanita Sunda yang imut dan manis. Motif khasnya melibatkan unsur-unsur alam dan kehidupan sehari-hari, menciptakan keunikan yang khas dalam tradisi batik di Indonesia.

SEJARAH BATIK TASIKMALAYA

Menurut informasi yang didapatkan dari wawancara dengan masyarakat setempat oleh situs web pemerintah Provinsi Jawa Barat, tradisi batik tulis diperkenalkan kepada masyarakat Tasikmalaya pada masa Kerajaan Tarumanegara. Pada masa tersebut, batik mulai dikenal karena ketersediaan populasi pohon tarum yang cukup melimpah, digunakan untuk pembuatan batik. Wilayah Mangunreja, Sukapura, Maronjaya, Wurug, dan Tasikmalaya Kota memiliki jejak sejarah batik Tasikmalaya karena merupakan area pemerintahan Tarumanegara yang pusatnya berada di Sukapura, di pinggiran kota Tasikmalaya. Awal mula batik Tasikmalaya terkait dengan gelombang pengungsian penduduk dari Jawa Tengah akibat perang di wilayah tersebut, dan budaya membatik tersebut kemudian diwariskan hingga saat ini.

Pada puncak kejayaannya dalam sejarah, Kota Tasikmalaya dijuluki sebagai pusat industri batik di wilayah selatan Jawa Barat. Saat ini, masyarakat Tasikmalaya berusaha untuk menghidupkan kembali kejayaan masa lalu dengan memajukan kembali produk batik Tasikmalaya sebagai komoditi utama. Namun, untuk sementara waktu, bahan baku pembuatan batik Tasikmalaya masih diimpor dari Kota Pekalongan.

Batik di wilayah Priangan dapat dibedakan berdasarkan ciri khasnya dalam identitas visual. Khususnya pada batik Tasikmalaya, Garut, dan Ciamis, terdapat penggunaan motif hias non-geometris yang melibatkan representasi flora dan fauna dalam bentuk abstrak maupun realistik. Contohnya, motif tumbuhan hanjungan dalam batik Sumedangan, yang merupakan tanaman yang sering digunakan oleh petani sebagai pelindung dan pembatas di ladang, sawah, dan perkebunan.

Namun, seiring dengan perkembangan zaman, Batik Priangan berusaha untuk melakukan penyesuaian terhadap motif-motif yang telah ada. Meskipun penyesuaian ini lebih banyak dipengaruhi oleh faktor ekonomi untuk memperluas pasar konsumen batik, proses ini tidak terjadi secara instan. Lebih dari itu, penyesuaian ini muncul dari keinginan untuk mengembangkan identitas visual batik dengan lebih luas. Inilah awal mula lahirnya Batik Priangan modern yang kaya dengan motif hias geometris dan non-geometris, serta bentukan abstrak-realistik.

MOTIF BATIK TASIKMALAYA

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline