Berawal dari tugas akhir mata kuliah Einfuhrung in das Unternehmertum, Alvionita Aqila dan Galih Mahar Yoni mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa Jerman, Universitas Negeri Malang sebagai pembuat game memiliki ide untuk membuat media pembelajaran yang berupa board game untuk membantu dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia. Karena dalam proses pembelajaran dibutuhkan kenyamanan. Tak hanya itu, menarik minat belajar siswa juga merupakan faktor yang sangat penting dalam sebuah proses pembelajaran.
Indurasmi merupakan sebuah board game berbahasa Indonesia yang bisa digunakan sebagai media pembelajaran untuk melatih kemampuan berbahasa Indonesia dan kemampuan berfikir logis. Game ini diperuntukan bagi mahasiswa atau warga asing yang berkeinginan atau sedang belajar Bahasa Indonesia. Kata "Indurasmi" sendiri berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti "Sinar Bulan". Penggunaan kata ini di latar belakangi oleh cerita yang digunakan oleh pembuat game, yaitu karakter "Asmi" yang harus diungkapkan sosoknya hingga cahaya bulan lenyap (esok harinya).
Dalam game ini terdapat 6 karakter peran yang berupa kartu, Asmi (sosok siluman yang harus diungkapkan identitas aslinya), Rakyat (bertugas melakukan voting untuk mengungkap sosok Asmi yang menyamar sebagai Rakyat), Tetua (seorang pemimpin desa yang memiliki wewenang untuk melakukan eksekusi kepada Rakyat yang mencurigakan).
Cenayang (seseorang yang memiliki kemampuan dalam menerawang peran dari pemain lain, dengan tujuan untuk membantu menemukan sosok Asmi), Ronteng (seorang Rakyat yang memiliki kemampuan untuk melindungi 1 orang di setiap malam dari serangan Asmi termasuk melindungi dirinya sendiri), dan Moderator (seseorang yang bertugas untuk memandu permainan, melaksanakan voting, dan memastikan permainan dijalankan sesuai aturan).
Cara bermain Indurasmi ini sangat mudah yaitu dengan memerlukan minimal 7 orang, kemudian tentukan untuk setiap masing-masing peran. Moderator bertugas untuk memandu permainan dari awal hingga akhir. Game ini akan berakhir jika Rakyat berhasil menangkap siapa sosok Asmi dengan bantuan sang Cenayang. Namun, jika pemain belum bisa mengungkap sosok Asmi, maka bisa dipastikan bahwa Asmi lah yang menang.
Tidak hanya digunakan untuk warga umum, game ini juga dapat digunakan sebagai media pembelajaran secara formal di kampus-kampus yang memiliki program BIPA atau Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing. Board game ini diharapkan dapat membantu penggunanya untuk mengasah kemampuan berbicara dan membaca Bahasa Indonesia, dan juga cara berfikir logis mereka.
