Lihat ke Halaman Asli

Cara Mengasuh Anak Berbakat yang Diadopsi dari Film Barat untuk Menghasilkan Pengasuhan yang Smart

Diperbarui: 2 April 2019   07:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

meenta.net

Seorang anak ibarat sebongkah berlian. Cahaya dan kilaunya akan terus terpendam dan menjadi bongkahan semata, jika tidak diasah dengan benar. -- Yason Pranata

Sebagai orang tua di manapun berada, memiliki anak yang cerdas atau berbakat adalah idaman bagi setiap orang tua. Namun, terkadang orang tua kuwalahan degan kecerdasan atau bakat yang dimiliki anak. 

Entah karena tidak tau cara mendidiknya, tidak paham kebutuhan anaknya, malas mendukung kemampuan anaknya, dan alasan yang lainnya. Taukah yanda bunda, pengasuhan kita sebagai orang tua itu berperan besar terhadap keberlangsungan kemampuan yang dimiliki anak. Jika ada kekeliruan dalam pengasuhan kita, itu sama saja akan membunuh kemampuan yang dimiliki anak.

Lihat coretan saya sebelumnya.

Orang Tua Pahami Inteligensi Anak dan Hati-hati dalam menstimulusnya

Minggu lalu tepatnya hari Jumat, saya bersama teman-teman di minta oleh dosen kami untuk menonton sebuah film barat, tepatnya produksi dari Amerika. Film tersebut berjudul "Gifted" yang sudah dirilis tahun 2017. 

Sebelumnya saya pernah melihat sedikit cuplikannya di youtube, karena saat itu saya sedang mencari referensi untuk bahan makalah yang bertema keberbakatan. Tapi saya belum sempat untuk menonton keseluruhan filmnya. Jadi hari Jumat itu saya fokus untuk menonton film tersebut. Bagi yang sudah pernah menonton filmnya, saya rasa anda termotivasi dalam pengasuhan yang diberikan. Namun yang belum menonton jangan sedih, saya akan berbagi sedikit kisahnya di sini.

Ya, anak berbakat itu bernama Mary yang berusia 7 tahun. Dia adalah seorang anak yang berbakat dalam intelektual. Dia tinggal dan diasuh oleh pamannya bernama Frank karena ibunya meninggal yang disebabkan depresi karena tertekan dengan pengasuhan ibunya. Itulah mengapa Mary memiliki bakat tersebut karena menurun dari bakat ibunya. Ibu Mary berpesan kepada Frank agar mengasuh Mary layaknya seorang anak biasa, karena dia tidak ingin melihat Mary menjadi seperti dirinya.

Suatu hari untuk pertama kalinya dia pergi bersekolah yang dikelilingi teman sebayanya. Sebelumnya dia tidak pernah memiliki teman seusianya. Dia hanya bersama paman dan tetangganya yang sudah berusia dewasa juga. 

Dia merasa bosan. Karena menurutnya guru itu menyampaikan materi yang membosankan. Akhirnya guru tersebut memberikan Mary pertanyaan tentang pertambahan angka dari yang paling mudah hingga pembagian angka yang sulit. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline