Lihat ke Halaman Asli

alvin yesaya

Pengamat Kemaritiman, pendidikan, dan literatur. Coastal Engineer

Jangan Pernah Lanjut S-2 Jika Hanya Karena 4 Alasan Ini

Diperbarui: 7 September 2017   23:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi. Linkedin.com

Generasi millennial merupakan julukan untuk seseorang yang lahir antara tahun 1982 - 2000-an. Ada banyak sifat dan karakter yang unik pada generasi ini dibandingkan dengan generasi sebelumnya, salah satunya di bagian pendidikan. 

Generasi sebelum millennial (Generasi X yang lahir tahun 1960 -1980-an) memiliki cara pandang yang berbeda dalam pendidikan. Hanya sebagian kecil dari generasi ini yang mengambil gelar pendidikan hingga S-2 dan S-3. Hal ini berbeda dibandingkan dengan generasi millennial yang cenderung ingin menambah pendidikan mereka dan tidak cukup puas di tingkat sarjana.

Generasi ini ingin memiliki haus pengetahuan yang tinggi dan semangat untuk mengejar impiannya sedini mungkin. Salah satu cara yang dirasa tepat untuk mengejar impiannya adalah mengambil program magister. 

Mengambil kuliah di luar negeri pada program magister dianggap lebih menarik dibandingkan di dalam negeri. Alasannya mereka ingin semakin berkembang dalam pengetahuan dan universitas di luar negeri memiliki jawabannya dibandingkan di Indonesia. 

Mahasiswa freshgraduate sekarang berlomba-lomba untuk mendapatkan beasiswa ke luar negeri. Hal ini didukung dengan semakin banyaknya beasiswa pendidikan pascasarjana yang ditawarkan baik dari pemerintah maupun dari swasta. Semakin banyak penduduk Indonesia yang berpendidikan tinggi membuat sumber daya manusia di Indonesia meningkat.

Akan tetapi, fenomena ini dapat menjadi berbahaya apabila tidak disikapi dengan benar. Keinginan untuk melanjutkan sekolah pascasarjana dapat timbul karena alasan yang salah. Berikut beberapa alasan yang sebaiknya kamu hindari apabila memiliki keinginan untuk mengambil S-2:

1. Gaji Lebih Tinggi

Anggapan gaji lebih tinggi untuk lulusan magister dibandingkan sarjana sangatlah tidak tepat. Secara logika tentu menggunakan gelar S-2 membuat nilai jual pribadi lebih tinggi dibanding lulusan sarjana. Akan tetapi, hal ini sangat bertentangan dengan iklim dunia pekerjaan di Indonesia. 

Banyak perusahaan hanya mau menggaji lulusan S-2 setara dengan S-1 karena mereka tidak membutuhkan kualifikasi yang tinggi. Perusahaan lebih "berani" mengambil lulusan sarjana sehingga digaji lebih rendah dibandingkan dengan mereka yang mempunyai gelar S-2. Semakin banyak pengalaman kerja semakin tinggi gaji seseorang bukan banyaknya gelarnya.

2. Lebih Cepat Sukses

Kaya, sukses, dan cepatnya melonjak karir bukan ditentukan dari tingginya status pendidikan. Perusahaan tidak hanya memandang status pendidikan, tetapi juga karakter dan loyalitas terhadap perusahaan. Terlebih lagi generasi millennial dianggap kurang loyal terhadap perusahaan sehingga semakin tinggi pendidikannya maka semakin mudah seseorang tersebut berpindah tempat kerja.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline