Pembangunan jalan tol merupakan salah satu strategi umum untuk meningkatkan konektivitas dan mobilitas suatu wilayah. Menurut Permen PUPR Republik Indonesia No. 12 Tahun 2023 Tentang Pembiayaan Pengadaan Tanah Jalan Tol Oleh Badan Usaha, Jalan Tol adalah Jalan Bebas Hambatan yang merupakan bagian Sistem Jaringan Jalan dan sebagai Jalan nasional yang penggunanya diwajibkan membayar.Jalan tol adalah jalan raya yang dirancang khusus untuk kecepatan tinggi dan efisiensi penggunaan yang maksimal. Secara umum, jalan tol mempunyai peranan yang sangat penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, meningkatkan mobilitas, dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Total investasi jalan tol sebesar Rp615 triliun, 20% di antaranya berasal dari pemerintah, sedangkan 80% sumber pembiayaan jalan tol adalah non-APBN, baik berupa investasi investor maupun pinjaman.
Jalan Tol Indonesia adalah suatu sistem jalan tol terkendali dan berbayar di seluruh Indonesia, terdaftar dan diatur secara resmi oleh Badan Pengatur Jalan Tol Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Republik Indonesia. Sebagian besar jalan tol di Indonesia berlokasi di Pulau Jawa dan Sumatera; beberapa ruas berlokasi di Bali, Kalimantan, dan Sulawesi. Jalan Tol di Pulau Jawa dinamakan Jalan Tol Trans Jawa. Jalan Tol Trans-Jawa merupakan jaringan jalan tol yang menghubungkan kota-kota di Pulau Jawa, Indonesia. Tol Trans Jawa membentang dari Pelabuhan Merak di Cilegon, Provinsi Banten, hingga Pelabuhan Ketapang di Banyuwangi, Jawa Timur. Jaringan jalan tol menghubungkan dua kota terbesar di Indonesia, Jakarta dan Surabaya, melalui jalan tol.
Salah satu pembangunan Tol Trans Jawa yang dalam tahap pembangunan yaitu Tol Probowangi. Jalan tol ini adalah jalan yang menghubungkan Probolinggo hingga Banyuwangi. Total jalan tol yang dibangun sepanjang 172,91km dengan anggaran investasi sebesar Rp. 21,070 M yang direncanakan akan rampung tahun 2025. Tujuannya adalah untuk meningkatkan konektivitas, memperlancar pergerakan orang, barang dan jasa, serta mengurangi waktu tempuh dari Gending, Probolinggo ke Besuki, yang semula sekitar 1 jam 15 menit menjadi 30 menit dengan kecepatan rata-rata waktu tempuh berkendara 80-100 km per jam. Jalan tol ini dibagi menjadi 7 seksi diantaranya:
- Seksi 1: Gending-Kraksaan (12,88 km)
- Seksi 2: Kraksaan-Paiton (11,20 km)
- Seksi 3: Paiton-Besuki (25,60 km)
- Seksi 4: Besuki-Situbondo (42,30 km)
- Seksi 5: Situbondo-Asembagus (16,76 km)
- Seksi 6: Asembagus-Bajulmati (37,45 km)
- Seksi 7: Bajulmati-Ketapang (29,21 km)
Anggaran pembangunan jalan tol biasanya bersumber dari beberapa sumber yaitu
1. Pemerintah: Anggaran pembangunan jalan tol biasanya bersumber dari APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) atau APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) yang dialokasikan oleh pemerintah pusat atau daerah.
2. Investor Swasta: Banyak jalan tol yang dibangun dengan model kemitraan antara pemerintah dan investor swasta. Investor swasta menyediakan sebagian atau seluruh pembiayaan yang diperlukan untuk pembangunan jalan tol dan kemudian mengambil keuntungan dari tol yang dikumpulkan dari pengguna jalan.
3. Pinjaman atau Kredit: Pemerintah atau pengembang jalan tol dapat memperoleh pinjaman dari lembaga keuangan dalam dan luar negeri untuk membiayai pembangunan jalan tol.
4. Pendapatan tol: Setelah jalan tol dibangun, pendapatan tol yang dibayarkan oleh pengguna jalan juga dapat menjadi sumber dana untuk pemeliharaan, pengoperasian, dan pengembangan lebih lanjut.
5. Dana investasi dari organisasi multilateral atau bilateral: Terkadang, proyek infrastruktur seperti pembangunan jalan tol dapat menerima dukungan keuangan dari organisasi internasional seperti Bank Dunia dan International Monetary Fund (IMF), atau lembaga regional seperti Asian Development Bank (ADB).
Pembiayaan proyek jalan tol juga dapat berasal dari pembiayaan internasional, pembiayaan bank milik negara/non-BUMN, dan foreign direct investment (FDI). Hingga akhir tahun 2022, Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian PUPR menargetkan capaian investasi hingga Rp 970,8 triliun. Angka tersebut meningkat dari target sebelumnya sebesar 736,3 triliun rupiah. Pada tahun 2024, targetnya adalah Rp1.106 triliun. Hingga saat ini, salah satu sumber pembiayaan proyek jalan tol adalah perbankan. Hanya saja bank rata-rata hanya memberikan pembiayaan yang relatif berjangka pendek. Oleh karena itu diharapkan kedepannya perlu memperluas sumber pembiayaan lain yaitu instrumen pasar modal melalui jalan tol. Selain itu, diperlukan kepastian, misalnya dalam hal pembebasan lahan, agar bisa menarik investor.
Namun dari sisi ekonomi, terdapat beberapa keuntungan yang didapatkan dari pembangunan jalan tol. Taman dan jalan tol dapat mendorong pertumbuhan ekonomi perkotaan dengan memfasilitasi pergerakan barang dan manusia. Dengan jalan tol yang efisien, pergerakan barang dari produsen ke konsumen menjadi lebih cepat dan biaya logistik dapat ditekan, yang pada akhirnya dapat meningkatkan produktivitas dan daya saing perekonomian perkotaan. Kedua, jalan tol yang baik dapat meningkatkan transportasi di perkotaan, sehingga memudahkan masyarakat mendapatkan pekerjaan, mengakses layanan kesehatan dan pendidikan, serta mengakses pasar dan tempat hiburan di kawasan tersebut. Hal ini juga dapat mendorong perkembangan industri jasa kota. Ketiga, jalan tol yang baik dapat menjadikan suatu kota lebih menarik bagi investor. Infrastruktur transportasi yang baik sering kali menjadi pertimbangan penting bagi bisnis yang ingin berinvestasi, karena aksesibilitas yang baik dapat mengurangi biaya transportasi dan meningkatkan efisiensi logistik. Keempat, jalan tol dapat membantu mengurangi kemacetan di jalan perkotaan dengan menyediakan jalur alternatif bagi pengguna jalan. Hal ini dapat mengurangi waktu perjalanan dan biaya operasional bagi perusahaan, serta meningkatkan kenyamanan dan kualitas hidup penduduk kota. Oleh karena itu, secara keseluruhan jalan tol dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi, pembangunan daerah, dan kualitas kehidupan perkotaan.