Lihat ke Halaman Asli

Get Your Switch-Blade Knives and Cut It Up

Diperbarui: 25 Juni 2015   04:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudah lama saya tidak menulis, entah itu catatan kecil atau narasi yang dulu kerap saya goreskan. Saya rindu menuliskan kata: sederhana. Karena hanya kata itu yang bisa melegakan nafas saya ketika tulisan saya sudah terselesaikan. Hal yang sama mungkin terkenang kembali malam ini. Tulisan saya yang kali ini sangat sederhana karena hanya merujuk pada apa yang saya amati dan mungkin saya kritisi walau hanya sedikit.
Tulisan saya malam ini tidak berkisar apa yang saya rasakan atau imajinasikan. Hanya sekedar catatan kecil mungkin. Saya melihat banyak orang di sekitar saya mulai dari orang yang begitu kuat hingga orang yang begitu lemah. Saya mungkin menjabarkannya menurut hal yang paling saya ingat, antara lain:

1. Orang dengan kapasitas yang begitu luar biasa dan saat ini, orang itu menangguk hasilnya yang begitu mengesankan. Banyak orang di lingkungan saya yang begitu hebat dalam akademik yang kini sedang atau sudah meraih apa yang ia inginkan seperti dapat keluar negeri dalam menjalani sebuah proses karier atau hanya melanjutkan sekolahnya dengan titel beasiswa dari institusi. Mimpi itu tertanam rapi di benak saya tapi saya belum bisa seperti mereka. Pergi ke eropa atau hanya ke asia timur adalah pengalaman yang sedang dan akan dijalani orang-orang itu. Orang-orang superior yang lahir dan beruntung saya bisa berada mungkin sebarisan dengan mereka walau saya ada di posisi paling belakang.Mereka yang mahir bahasa asing, seperti bahasa inggris membuat saya iri karena saya tidak begitu mahfum dengan bahasa itu. Saya menyadari saat ini seberapa pintar dan kritis kita tidak akan menjadi apa-apa jikalau kita tidak bisa menginterpretasikannya dengan bahasa indonesia yang ‘indah’ dan disertai bahasa inggris yang lancar. Ini hal yang saya alami sewaktu diberi kesempatan untuk mengikut konferensi para native di jakarta bersama dua teman saya. Di sana, banyak ide yang bertaburan akan tetapi saya yang juga punya ide, tidak bisa mentransformasikannya menjadi pendapat di ruang konferensi tersebut, hanya kendala saya tidak cukup percaya diri untuk berbicara bahasa inggris. Menyedihkan, karena itu mungkin kesempatan langka saya untuk bisa mencobabrain-storming dengan mereka, para native. Beruntung, sungguh beruntung bagi orang yang pandai bahasa indonesia dan juga bahasa asing, khususnya bahasa inggris.

2. Orang yang memiliki tekad dan daya fokus yang luar biasa untuk menggapai cita-citanya dengan segala prinsip yang oang itu yakini. Banyak orang religius di sekitar saya dan mereka adalah orang-orang hebat dengan dimensi yang berbeda tapi setara keunggulannya dengan poin pertama saya. Mereka yang begitu kuat dan keras menggapai cita-citanya dengan terus mengolaborasikan nilai-nilai agama dan apa yang mereka geluti membuat saya iri. Begitu saya berkaca, apalah saya yang kerap mengkhianati Tuhan saya dan tidak fokus dengan apa yang saya inginkan. Mereka adalah sebentuk manusia yang begitu cemerlang dan saya mengagumi mereka. Pada suatu saat saya memang begitu iri dengan mereka tapi pada saat lain saya bersyukur bisa kenal dengan mereka, seperti Tuhan memberikan isyarat-Nya yang begitu halus kepada pundak saya untuk saya bisa seperti mereka kelak. Orang-orang itu begitu rendah hati dan membumi. Suatu ketika saya mengamati apa yang membuat mereka begitu hebat, ternyata selain iman mereka yang kuat. Ada hal yang bernama ketenangan yang selalu mereka pegang erat di sana. Saya mengamati, ketika mereka sedang tidak beraktivitas, maka di sana saya melihat raut wajah mereka yang begitu teduh, tenang, namun memiliki aura yang luar biasa kuat untuk bisa sukses melakukan sesuatu dan mendapatkannya. Ketenangan yang membuat saya mencoba menirunya dan saat ini belum terlihat hasilnya. Ketenangan yang membuat saya teduh berpikir untuk menggali rahasia mereka. Begitu mengesankan apabila menemukan orang-orang yang memiliki kolaborasi dari poin satu dan dua dari catatan kecil saya.

3. Orang yang memiliki ketekunan luar biasa dengan apa yang senangi  dan begitu teduh menjalani namun pasti saat melangkahkan kaki kanan mereka. Orang-orang tersebut adalah orang-orang yang saya sebut sebagai arus deras yang ‘mematikan’. Arus deras yang ‘mematikan’ adalah arus yang begitu tenang mengalir namun kuat dan bisa membuat arus itu begitu menakutkan. Mematikan dalam konteks bahwa orang-orang itu memiliki daya ofensif yang luar biasa untuk menjadi sukses dan cemerlang. Mereka yang menjalani hidupnya yang apa adanya namun tekun meencba mengeksplorasi yang mereka punya dengan arah yang semakin lebar dan tertuju satu titik pasti. Eksplorasi yang begitu menyenangkan dan membuat saya iri, kenapa saya yang notabenenya juga seorang arus tapi tidak bisa sederas dan se-mematikan mereka. Pertanyaan muncul dan penyesalan lahir, tapi itu tidak ada gunanya, maka saya mencoba untuk mengorek resep mereka dengan mencoba melihat dan menggali pengalaman dari mereka. Luar biasa, mereka yang arus deras itu memiliki prinsip hidup yang sederhana namun mereka pandai untuk memupuknya menjadi begitu rimbun, seperti seorang manusia yang tekun menanam sebiji benih jati yang mereka dengan senang hati memupuk dan merawatnya. Memupuk dan merawatnya dengan hal-hal yang sederhana dan tidak serigid ketika saya memandang sebuah kata atau kalimat motivasi. Mereka begitu dekat dengan saya namun saya tidak bisa menjadi seperti mereka, kenapa? Saya tidak tahu pasti, tapi yang jelas saya tidak memiliki pembelaan bahwa saya memang masih jauh bisa seperti mereka.

4. Orang yang lahir dengan hal yang begitu biasa namun selalu tidak bisa memegang teguh apa yang ia yakini dan impikan. Saya adalah sosok nyata dari poin keempat ini. Poin keempat ini lahir dari hasil perbandingan saya dengan ketiga poin di atas yang ada di lingkungan saya dan diri saya sendiri. Alhasil, poin keempat ini khusus saya persembahkan kepada saya, apabila mungkin mirip dengan anda mungkin ini hanya kebetulan tanpa saya ingin menyindir anda, sungguh itu bukan maksud saya untuk membuat anda tersinggung. Kembali kepada ke poin empat, dimana orang ini adalah sosok yang begitu banyak berpikir tapi nol dalam hal realisasi. Banyak penyesalan hadir dari tiap hela nafas orang tipe ini. Banyak hal yang orang tipe ini buang sia-sia kesempatan yang ada. Di tengah orang-orang lain sibuk meningkatkan kapasitasnya sesuai ketiga tipe di atas, orang ini hanya asik untuk diam dan memandang saja. Mengkritik tanpa memberi contoh. Mengeluarkan pendapat tanpa dasar yang kuat. Membuat hal yang sekiranya menurut orang ini hebat tapi ia tidak melihat keluar bahwa apa yang ia lakukan sudah dilakukan dengan lebih baik oleh orang lain di luar sana. Menyedihkan, seperti seekor katak yang hidup di tempurung busuk yang mencita-citakan untuk bisa meloncat-loncat di tengah danau indah yang airnya bening dan banyak bunga-bunga warna-warni. Begitu mengesankan ketika orang ini berkaca sendiri tapi menyedihkan ketika orang ini difoto bersama dengan lingkungannya. Ia yang begitu lusuh dan kusam dibanding yang lain akibat hidupnya yang terlalu banyak menggambar mimpi di kanvas dan tidak membuatnya di kertas biasa tapi bisa efektif untuk digapai.

Mungkin sekiranya, keempat poin tersebut adalah hasil sementara dari apa yang saya lihat dan amati dengan begitu sederhana dan mungkin terkesan sangat amat subjektif. Pada akhirnya bahwa hidup adalah terdiri banyak ruang dan banyak orang yang ada di dalamnya. Hidup juga adalah sebuah kotak emas yang tergantung rapi di langit impian dari masing-masing manusia tapi hanya beberapa orang saja yang bisa untuk memutuskan tali tersebut dan membawa kotak itu ke rumah serta memilikinya. Dibutuhkan pisau yang tajam namun tidak banyak orang yang bisa mengasah pisau itu menjadi tajam, butuh keahlian yang baik untuk bisa mengasah dan berbagai trik yang dimiliki oleh berbagai orang untuk mengasahnya. Keempat poin tersebut adalah seperti trik mengasah pisau itu namun apabila jatuh di poin keempat ketika saya atau anda mencobanya, maka dibutuhkan lama untuk bisa memutuskan tali dan meraih kotak emas itu. Sekian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline