Lihat ke Halaman Asli

2 Tahun Dipegang Tato, Antam Sekarat

Diperbarui: 17 Juni 2015   08:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1427450947148018251

Jakarta - Mantan Sekretaris Menteri Negara BUMN Muhammad Said Didu menyanyangkan kondisi PT Aneka Tambang (ANTAM) yang terus memburuk.
Terbukti, perusahaan raksasa di bidang pertambangan ini mencatat kerugian perusahan plat merah ini mencapai Rp 775,28 miliar sepanjang 2014.
"Sepanjang pengetahuan saya, Antam tidak pernah mengalami kerugian. Sejak Antam didirikan belum pernah merugi. Jadi sejak kepemimpinan Tato Miraza, Antam mengalami kerugian seperti sekarang," katanya kepada wartawan di Jakarta, Kamis (26/3/2015).
Menurut Said Didu, hal ini tentu tidak lepas dari faktor kepemimpinan dan Profesionalitas yang dimiliki sang pimpinan di perusahaan tersebut.
"Bagaimanapun keberadaan kepemimpinan ini sangat berpengaruh terhadap segala situasi yang kini melanda Antam. Apalagi ketika disebutkan bahwa Antam sudah tidak bisa menghidupi anak perusahaan," ungkapnya.
Said Didu mengatakan, pemimpin itu sangat berpengaruh terhadap kemajuan dan progres sebuah perusahaan, tidak bisa terpisah satu sama lain," jelasnya.
Oleh karenanya, ia meminta agar di perusahaan tersebut, termasuk pula pada BUMN lainnya, masalah kepemimpinan betul-betul diperhatikan. Pemimpin BUMN kata dia, harus profesional dan tidak boleh diintervensi pihak manapun, terutama di luar koorporasi.
"Itulah bahayanya BUMN diintervensi non-korporat. Tentu itu racun bagi BUMN," jelasnya.
Jika hal demikian terjadi, kata Said Didu, BUMN seperti Antam dipastikan tidak akan sehat, bahkan hingga puluhan tahun ke depan.
"Kalau sudah tidak benar, tidak profesional, tidak mungkin bangkit dalam waktu sekejab, tentu butuh waktu untuk mengembalikan kondisi itu," ungkapnya.
Said Didu juga menjelaskan bahwa dalam memajukan BUMN, ada banyak faktor yang mesti dinilai. Namun dari sekian banyak faktor tersebut, profesionalisme dan kesungguhan pemimpinnya menjadi yang sangat vital.
Oleh karenanya, ia mengusulkan ke depan, untuk menjadi Dirut Antam tidak bisa dengan langsung ditunjuk, tetapi melalui pertimbangan yang matang dan uji kelayakan. Presiden pun tidak boleh langsung comot, harus betul-betul selektif.
"Kalau mau sehat, tentu harus selektif, jangan mengedepankan kepemimpinan yang tidak berkarakter. Apalagi perusahaan seperti Antam, ini sangat disayangkan bila periode ini terulang kembali," imbuhnya.
Namun demikian, selain persoalan tersebut masih banyak persoalan lain yang menyelimuti Antam. Di antaranya produksi yang tidak berjalan dan lemahnya Board of Directors (BOD) untuk bekerjasama dengan bawahan, sehingga tidak bisa berkolaborasi.
Selain itu, Penyertaan Modal Negara (PNM) yang baru-baru ini digelontorkan diprediksi tidak akan efektif. Sebab, untuk biaya rutin saja Antam sudah tidak mampu membayar.
"Jadi, kontribusi sosok pemimpin dalam memajukan Antam sangat vital. Presiden dan Menteri BUMN harus selektif," imbuhnya.
Sebagaimana diketahui, sejak Tato Miraza dipercaya memegang tampuk kepemimpinan perusahaan tambang itu pada 30 April 2013, harga saham Antam berada di posisi 1.370 per lembar. Sejak saat itu, harga saham Antam tidak pernah mengalami kenaikan, malah justru mengalami penurunan.
Bulan demi bulan berlalu, namun Tato tidak mampu membawa harga saham pada posisi yang membanggakan. Di dua bulan kepemimpinannya, harga saham Antam terus merosot ke angka 960 per lembar. Hingga saat ini, harga saham perusahaan pelat merah itu malah mengalami keterpurukan dan tak berdaya di angka 860 per lembar. (TY)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline