Lihat ke Halaman Asli

Alvin Kurniawan Hanafie

Sic parvis magna, greatness from small beginnings

Review Game Resident Evil Village: Harmonisasi Keindahan dan Marabahaya

Diperbarui: 16 Juli 2022   19:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: In-game screenshot.

Resident Evil Village reviewed on PlayStation 4.

Review ini bersifat non/minimal spoiler.

Story

Resident Evil Village merupakan sekuel langsung dari Resident Evil 7, dimana Ethan Winters masih didapuk sebagai main character. Resident Evil Village ini bersetting pada sebuah desa misterius yang menawan di daerah Eropa. Pasca 3 tahun kejadian di Resident Evil 7, Ethan kembali dihadapkan dengan situasi berbahaya. Cerita dimulai di suatu malam yang tenang di rumah Ethan yang tinggal bersama istri dan anaknya, Mia Winters dan Rosemary Winters, tiba-tiba diserbu oleh organisasi misterius yang dipimpin oleh Chris Redfield. Mia ditembak dengan brutal di depan mata Ethan, dan Rosemary pun diculik oleh Chris Redfield.

Untuk mendapatkan kembali anaknya yang diculik, Ethan harus mengeksplorasi sebuah desa misterius. Apakah sebenarnya motif dari Chris untuk menculik Rosemary? Bahaya apalagi yang kali ini akan dihadapi Ethan? Kita akan menemukan jawabannya di Resident Evil Village.

Sumber: In-game screenshot

Plot utama dalam game ini berpusat pada usaha Ethan untuk menyelamatkan Rosemary. Secara garis besar, game ini terbagi menjadi 4 area utama sesuai dengan masing-masing pemimpin pada lokasi tersebut. Para pemimpin di desa ini dikenal dengan sebutan “The Four Lords”. 

Game ini dibuka dengan sangat kuat, terutama pada bagian arc The Village dan The Castle, dimana perkembangan plot berlangsung apik dan berhasil membangun rasa penasaran terkait apa yang terjadi di desa misterius ini. Banyak disturbing scene seperti mayat hewan yang digantung di pohon yang dapat membuat pemain bertanya-tanya apa yang dilakukan oleh warga desa itu.

Pada arc cerita kedua, gameplay menjadi lebih horror-oriented. Setting di tempat tersebut cukup creepy. Lokasi ini juga menawarkan gameplay yang unik. Seperti arc kedua, arc ketiga juga berlangsung dengan sangat cepat. 

Sangat disayangkan juga tidak ada unique enemy pada kedua arc ini, yang membuat pemain dapat dibuat lebih merasa tidak aman dengan varian musuh yang unpredictable.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline