Desa Kembangkuning, 10 November 2024 - Universitas Tidar memulai babak baru dalam tranformasi pendidikan tinggi melalui project merdeka belajar kampus merdeka (MBKM) dengan terobosan inovatif : penerjunan mahasiswa ke desa binaan sesuai kompetensi keilmuan masing-masing jurusan. Program ini merupakan salah satu langkah strategis untuk mendekatkan perguruan tinggi dengan realitas pembangunan.
Salah satu desa binaan yang terletak di kecamatan windusari kabupaten magelang yaitu Desa Kembangkuning. Desa ini menyimpan potensi ekonomi yang belum sepenuhnya tergali. Desa dengan kompleksitas wilayah terdiri dari 11 dusun ini kini menjadi fokus program pemberdayaab masyrakat melalui program Project MBKM.
Observasi awal kami menemukan bahwasanya masyarakat Desa Kembangkuning sudah memiliki tradisi menganyam secara turun temurun. Mayoritas anyaman yang mereka buat adalah besek, dimana besek memiliki harga jual yang rendah yaitu 36-40rb /kodi. Setelah melalui serangkaian observasi mendalam, tim kami berhasil mengidentifikasi potensi unggulan yang dapat berinovasi dalam menganyam bambu.
Kami Memberikan pelatihan anyaman bambu yang berinovasi, jika selama ini masyarakat hanya terbiasa membuat produk tradisional seperti besek dan kukusan, kini mereka diperkenalkan dengan ragam produk anyaman bambu yang bernilai jual tinggi. Program pekatihan ini akan membuka wawasan masyarakat akan potensi ekonomi bambu yang jauh lebih luas. Kami menghadirkan narasumber ahli untuk mengajarkan teknik pengolahan anyaman bambu dengan konsep inovatif dan modern.
Pelatihan ini mengahadirkan narasumber dari praktisi ekonomi kreatif, Pak Lisman yang merupakan pemiliki kerjinan bambu dengan berbagai macam produk yang sudah mencapai ekspor di 7 negara. Peserta diajarkan teknik-teknik inovatif dalam membuat produk anyaman yang memiliki nilai jual tinggi, mulai dari keranjang souvenir, hiasan dinding, tempat lampu, dsb.
Pada pelatihan ini peserta memilih produk sendiri anyaman yang ingin mereka kembangkan. Dari sekian banyak pilihan, setiap peserta memilih produk sesuai minat dan kreativitas mereka sendiri. Pak Lisman, membimbing peserta dengan teknik-teknik khusus untuk menghasilkan produk berkualitas tinggi.
Luar biasanya, peserta yang sudah memiliki background menganyam secara turun temurun ini mampu dengan cepat menangkap teknik-teknik baru. Hal ini menjadi pondasi di Desa Kembangkuning untuk mendorong perekonomiannya lewat produk anyaman bambu.
Martiah (42), salah satu peserta pelatihan, mengungkapkan pengalamannya " Pelatihan yang sangat luar biasa, karena ini saya jadi makin semangat untuk belajar menganyam produk lain, selain besek dan kukusan"