Lihat ke Halaman Asli

Alvin

Mahasiswa Univeritas Surabaya

Rujak Cingur Warisan Kuliner Khas Surabaya

Diperbarui: 30 November 2024   15:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 https://images.app.goo.gl/8ASaaFWFao696xRK8 Gambar (Contoh: Foto Langit Malam (Sumber: Freepik/Kredit Foto))

                                                                                                           

Ketika membicarakan kuliner khas Surabaya, salah satu makanan yang langsung terlintas di benak adalah rujak cingur. Hidangan tradisional ini bukan sekadar kuliner biasa, melainkan simbol identitas budaya yang kaya rasa dan cerita. Bagi masyarakat Surabaya, rujak cingur adalah makanan yang tidak hanya menggoyang lidah, tetapi juga membawa kebanggaan akan tradisi lokal yang lestari hingga kini.

Apa Itu Rujak Cingur?

Secara harfiah, kata "cingur" dalam Bahasa Jawa berarti "mulut" atau "moncong." Hal ini merujuk pada salah satu bahan utama hidangan ini, yaitu irisan daging cingur sapi (bagian moncong). Dalam satu porsi rujak cingur, biasanya terdapat campuran irisan buah-buahan segar seperti bengkuang, mangga muda, nanas, dan kedondong, yang berpadu dengan sayuran rebus seperti kangkung, tauge, dan kacang panjang. Sebagai pelengkap, ada tahu dan tempe goreng serta lontong.

Namun, bintang utama hidangan ini adalah bumbunya. Bumbu rujak cingur dibuat dari campuran petis udang khas Surabaya, kacang tanah, gula merah, cabai, bawang putih, dan sedikit air asam jawa. Seluruh bahan ini diulek hingga menghasilkan cita rasa manis, gurih, dan sedikit asam yang sangat khas.

Simbol Budaya

Rujak cingur bukan sekadar makanan, melainkan representasi budaya yang penuh makna. Campuran antara buah-buahan, sayuran, dan daging mencerminkan harmoni keberagaman, yang sejalan dengan nilai-nilai masyarakat Indonesia yang majemuk.

Selain itu, penggunaan petis dalam bumbu rujak cingur menjadi bukti bagaimana masyarakat pesisir seperti Surabaya mengadaptasi bahan-bahan lokal untuk menciptakan cita rasa unik. Petis sendiri merupakan produk olahan dari udang atau ikan yang banyak ditemukan di daerah pantai utara Jawa Timur.

Penutup

Rujak cingur adalah bukti bahwa kekayaan kuliner Indonesia tidak hanya soal rasa, tetapi juga tentang cerita di balik setiap sajian. Dengan melestarikan dan memperkenalkan rujak cingur ke generasi berikutnya, kita turut menjaga warisan budaya agar tetap hidup di tengah arus globalisasi. Jadi, ketika Anda berkunjung ke Surabaya, jangan lewatkan kesempatan untuk mencicipi hidangan autentik yang penuh sejarah ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline