Lihat ke Halaman Asli

Alvina dwi Hasanah

Sebagai Mahasiswa di UIN KHAS Jember

Menelaah Hadis tentang Kedermawanan: Asbabul Wurud dan Kontekstualisasi dengan Masa Sekarang

Diperbarui: 27 Juni 2024   22:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kedermawanan, atau yang sering disebut juga dengan filantropi, merupakan sebuah tindakan mulia yang melibatkan pemberian sesuatu kepada orang lain dengan sukarela, tanpa mengharapkan imbalan apa pun. Sifat ini telah lama diakui dan dipuji dalam berbagai budaya dan agama di seluruh dunia, termasuk dalam Islam.

Dalam Islam, kedermawanan bukan hanya sebuah perbuatan mulia, tetapi juga merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang mampu. Di dalam Al-Qur'an, terdapat banyak ayat yang menekankan pentingnya kedermawanan dan memberikan pahala yang besar bagi mereka yang melakukannya.

Kedermawanan tidak harus selalu dilakukan dengan harta benda. Senyum, sapa, dan bantuan tenaga pun termasuk dalam kategori sedekah. Oleh karena itu, setiap muslim hendaknya berusaha untuk memiliki sifat dermawan, karena hal ini tidak hanya bermanfaat bagi orang lain, tetapi juga bagi diri sendiri.

A.HADIS YANG BERKAITAN DENGAN KEDERMAWANAN

Artinya: "Telah menceritakan kepada kami Abu Ahmad berkata, telah menceritakan kepada kami Sufyan dari Al Hajjaj bin Furafishah dari seorang laki-laki dari Abu Salamah dari Abu Hurairah berkata, Rasulullah bersabda, "Sesungguhnya orang mukmin adalah yang berperangai baik lagi dermawan, sedangkan orang fajir adalah orang yang berperangai buruk lagi tercela."

B.KONTEKS SOSIAL (ASBAB AL-WURUD)

Asbabul wurud atau sebab turunnya hadis tentang kedermawanan memiliki beberapa konteks yang perlu dipahami untuk menafsirkan maknanya dengan lebih mendalam. Berikut beberapa poin pentingnya:

1.Latar Belakang Masyarakat Arab Pra-Islam

Masyarakat Arab pra-Islam dikenal dengan budaya kesukuan yang kental, di mana harta benda dan kekayaan menjadi tolok ukur status sosial. Sifat kikir dan materialisme sangat dijunjung tinggi, sehingga memicu kesenjangan sosial yang signifikan antara orang kaya dan miskin.

2.Misi Nabi Muhammad SAW

Kedatangan Nabi Muhammad SAW membawa pesan dakwah untuk menegakkan keadilan sosial dan menghapus budaya kesukuan yang jahiliyah. Salah satu poin penting dalam dakwah beliau adalah penekanan pada nilai-nilai kemanusiaan dan kepedulian terhadap sesama, termasuk melalui sedekah dan kedermawanan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline