I'tikaf merupakan amalan yang sangat mulia, dan merupakan ibadah yang khusus karena hanya dapat dilakukan oleh orang-orang yang memang memiliki niat untuk beri'tikaf, dan tidak semua orang dapat melakukannya. I'tikaf merupakan suatu ibadah yang dilakukan untuk memperdekatkan diri kepada Allah SWT, dengan berdiam diri dimasjid dan melakukan amalan ibadah dan mengharapkan akan ridho Allah SWT. Akan tetapi terdapat hadits yang sangat menarik, dimana hadits itu menjelaskan bahwasanya terdapat suatu amalan yang lebih utama dari i'tikaf.
Dalam hadits yang diriwayatkan dari Ibnu Umar R.A :
- - : - - : : (( , , , , , , ,
" Dari Ibnu Umar R.A berkata : datang seorang laki-laki kepada Nabi SAW, dan berkata "wahai Rasulullah SAW siapakah manusia yang dicintai oleh Allah SWT ? dan amalan apa yang disukai oleh Allah SWT ?, Rasulullah SAW bersabda : Manusia yang paling dicintai oleh Allah SWT adalah yang paling memberikan manfaat bagi manusia, dan amalan yang paling disukai oleh Allah SWT adalah membuat muslim yang lain bahagia, mengangkat kesusahan orang lain, membayarkan hutangnya, dan menghilangkan rasa laparnya. Sungguh aku berjalan bersama saudaraku yang muslim untuk sebuah keperluan lebih aku cintai dari pada beri'tikaf di masjid ini, yaitu Masjid Nabawi selama satu bulan".
Hadits ini menjelaskan bahwa membantu sesama muslim sangatlah dianjurkan dan sangatlah bernilai besar di hadapan Allah SWT, dan i'tikaf juga merupakan amalan yang dianjurkan dan sangat baik, akan tetapi membantu sesama muslim lebih utama dari pada i'tikaf dimasjid selama sebulan. Hal ini dikarenakan dampak yang ada dalam membantu sesama manusia yang membutuhkan sungguh istimewa, seperti halnya menjalin hubungan antara sesama, dan dapat membangun hubungan sosial.
Ketika kita membantu sesama seperti halnya membuat orang lain bahagia dengan membantu yang lagi kesusahan, membantu melunasi hutangnya, atau dengan memberikan makanan kepada orang yang sedang kelaparan, dengan ini kita dapat membuat seseorang senang akan bantuan yang kita berikan. Dan perlu kita ingat kita harus menolong dalam hal kebajikan dan jangan menolong dalam perbuatan keji, dalam firman Allah dalam surah al-Maidah ayat 2 yang berbunyi :
..... .......( : 2)
Yang artinya :....... dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan.......(al-Maidah:2)
Dalam ayat diatas dijelaskan bahwasanya kita dilarang untuk menolong dalam keburukan, dan kita diharuskan menolong dalam urusan kebaikan dan ketaqwaan.
Kita pasti tahu bahwa i'tikaf merupakan ibadah yang sangat baik bahkan termasuk kedalam amalan yang mulia. I'tikaf merupakan ibadah yang dilakukan untuk memperdekatkan diri kepada Allah SWT, dan dengan i'tikaf kita dapat menjauhi dunia luar yang banyak sekali akan fitnah-fitnahnya, akan tetapi dari hadits di atas dijelaskan bahwa membantu sesama lebih utama dari i'tikaf dimasjid, hal ini bukan berarti kita harus meninggalkan amalan i'tikaf yang dianjurkan hanya saja kita harus tahu kapan kita harus membantu sesama manusia yang membutuhkan dan kapan kita harus beribadah kepada Allah SWT.
Perlu kita ketahui, pada zaman sekarang hadits ini jarang sekali diamalkan di kalangan manusia, bahkan kebanyakan dari mereka membiarkan dan bersikap tidak peduli atau acuh tak acuh akan sesama manusia yang sedang menunggu akan bantuan dari kita, hal ini dapat kita lihat jika terdapat seseorang yang jatuh dan butuh akan bantuan kita mereka hanya melihat saja dan yang lebih parah lagi mereka menertawakan, tanpa ada rasa peduli dan ingin membantu, naudzubillah, jangan sampai kita termasuk kedalam orang-orang yang melakukan hal yang sama. Kita sesama manusia terutama kaum muslim harus memiliki jiwa rasa tolong menolong sesama manusia, dan ingat jangan sekali-kali membantu dan mengharap akan imbalan. Perlu kita ingat kedudukan manusia di dunia ini bersifat sementara dan layaknya roda yang berputar, terkadang kita dibawah dan terkadang kita diatas. Ingatlah!! Kita tidak ada yang tahu kapan kita di bawah dan kapan kita di atas, selalu berbuat baiklah agar ketika kita membutuhkan pertolongan, orang lain berbondong-bondong untuk menolong kita, karena selama hidup kita digunakan dalam kebaikan dan menolong sesama, dan begitu sebaliknya jika kita bersikap tidak peduli sesama manusia, orang lain juga tidak akan peduli terhadap diri kita. Ingat apa yang kita tanam dan itulah yang akan kita petik.