Lihat ke Halaman Asli

Yang Tak Pernah Disesali tetapi Selalu di Rindu

Diperbarui: 20 Januari 2024   14:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

            Dea itulah namanya, gadis sederhana dan lugu yang selalu berusaha untuk ceria melewati hari-harinya. Waktu kecil Dea selalu dekat dengan ibunya, ia sangat jarang mengobrol dengan ayahnya bukan hanya sekedar mengobrol mungkin bisa dikatakan kurang kasih sayang dari seorang ayah. Yaa mungkin karena ayahnya bisa dibilang galak dan sedikit tempramental. Hal itu membuatnya sedikit sedih dan cemburu karena ia ingin seperti teman-temannya yang diperhatikan seperti diantar ke sekolah ataupun bersenda gurau dengan ayahnya. Kata orang cinta pertama anak perempuan itu adalah ayahnya. Nyatanya itu hanya lintas harapan dari Dea, karena disaat ia paham apa itu kasih sayang malah saat diumur 12 tahun ia sudah ditinggal oleh ayahnya. Itu umur yang terlalu muda bukan karena diumur-umur itu ia telah kehilangan sosok laki-laki cinta pertamanya meskipun ia hanya mendapat sedikit perhatian dari sosok laki-laki tersebut. 

          Menginjak umur remaja-dewasa ia harus mandiri karena faktor keadaan, mau mengandalkan siapa lagi kalo bukan dirinya sendiri, beruntungnya ia punya sosok wanita lemah lembut, sederhana, pekerja keras dan memiliki juang yang tinggi untuk hidup tak lain adalah ibunya. Wanita tangguh yang selalu mendukung di saat dea sedih maupun senang. Karna ia lah Dea tak merasa kesepian, dan hampir sudah tak cemburu dengan teman-temannya yang selalu dapat perhatian dari sosok ayah mereka.

         Mungkin bagi Dea hidupnya sedikit kosong dan hampa, tapi ia tak pernah menyesali atas setiap kejadian yang menimpanya. Ia berusaha untuk ikhlas dalam menjalani hari-hari meskipun ia harus berpura-pura untuk kuat dan ceria. Ia sungguh memendam rasa sedih jika teringat sosok ayahnya. Meskipun ia bisa dibilang sedikit mendapat perhatian dari ayahnya tapi ia rindu dekapan dari sosok laki-laki tersebut. 

        Untuk engkau yang telah lama hilang dariku, meski alam yang membuat kita tak lagi bertemu, ketahuilah aku masih merasakan rindu yang sama dimana rindu yang penuh dengan sayatan hati dan samudera air mata.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline