Lihat ke Halaman Asli

Terlalu Mengutamakan Kepentingan Orang Lain Berakibat Fatal, Mengapa?

Diperbarui: 16 Agustus 2023   18:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Input sumber https://mymilk.com/milkeveryday/fun-fact/manfaat-hebat-membantu-orang-lain-untuk-kesehatan-tubuh

Mengutamakan kepentingan orang lain atau disebut dengan Altruisme merupakan perilaku mendahulukan orang lain dibandingkan diri sendiri. Perilaku ini merupakan kebalikan dari sifat egoisme yang lebih mementingkan diri sendiri. Karena pada dasarnya altruisme ini hadir dari diri kita sendiri yang tentunya termasuk sifat terpuji karena dilakukan berdasarkan ketulusan dan keikhlasan untuk orang lain tanpa adanya paksaan dari siapapun.

Seseorang yang memiliki sifat altruisme ini disebut sebagai seorang altruis. Sikap ini bisa dilakukan dari mulai hal hal yang besar dan kecil sekalipun, contohnya Ketika kita menjadi sukarelawan untuk korban bencana alam ataupun Ketika kita memberi uang pada pengemis dipinggir jalan.

Ciri ciri yang dimiliki seorang altruisme antara lain :

  • Melakukan suatu Tindakan kepada orang lain tanpa mengharapkan imbalan.
  • Merasakan dirinya lebih baik setelah membantu orang lain
  • Membantu orang lain meskipun telah mengetahui resiko yang akan dihadapi

Membantu orang lain memanglah perbuatan yang baik. Yang tentu saja akan berdampak baik pula bagi diri kita sendiri. Karena sejatinya, segala perbuatan yang kita lakukan akan selalu berbalik kepada diri sendiri.

Tapi ingatkah bahwa segala sesuatu mempunya porsinya masing masing? Contohnya jika kita berlebihan makan, rasa yang akan timbul adalah rasa begah. Atau Ketika kita berlebihan minum air kita bisa merasa kembung, kan? begitu pula pada perilaku ini. Jika perilaku altruisme ini dilakukan berlebihan tentu akan berakibat fatal.

Terlepas dari banyaknya manfaat dari altruisme itu sendiri tentu saja mempunyai dampak buruk jika dilakukan berlebihan. Karena pada dasarnya, sikap ini berasal dari rasa empati manusia yang cukup besar yang nantinya akan membuat seseorang lebih rentan dalam merasakan perasaan orang lain. Perasaan itu akan membuat seseorang selalu mementingkan kebahagiaan atau kepuasan orang lain daripada diri sendiri. Yang semakin lama kelamaan sifat yang tadinya positif ini malah menjadi sesuatu yang negatif.

Altruisme yang berlebihan ditandai dengan rasa empati yang berlebihan dan berkeinginan untuk mendapatkan validasi dari orang lain dengan cara mengedepankan masalah mereka ketimbang masalah pada diri kita sendiri. Keadaan ini pelan pelan timbul Ketika kita selalu memaksakan diri untuk bisa membantu orang lain tanpa memikirkan resiko yang ada.

Maka dari itu, untuk menghindari sikap antruisme yang berlebihan cobalah untuk memulainya dari hal kecil contohnya, Ketika kita dimintai tolong cobalah untuk katakan ‘Tidak’. Karena selalu berkata ‘iya’ pada seseorang yang memintai tolong tidaklah selalu baik. Ada kalanya kita menolak untuk membantu. Menolak disini bukan berarti kita tidak baik, tetapi yang kita lakukan merupakan cara kita untuk memberitahu mereka bahwa kita mempunyai ‘Keterbatasan’ dalam membantu seseorang.  

Hal yang perlu dilakukan oleh kita selanjutnya untuk menghindari sikap buruk dari  altruisme adalah dengan cara ‘Self love’. Self love disini merupakan cara kita untuk mencintai diri sendiri dulu sepenuhnya untuk mencapai perkembangan mental yang sehat. Karena sikap peduli kepada orang lain akan menjadi positif bila kita melukannya tanpa paksaan dan tanpa rasa ingin diakui oleh orang lain. Yang perlu kita garis bawahi adalah mementingkan kesejahteraan orang lain tidaklah salah. Tapi, jangan lupakan bahwa mementingkan kesejahteraan diri sendiri juga

 tidak kalah pentingnya. Ketika sudah merasa kita mempunya sikap altruisme berlebihan sebaiknya kita segera membatasi diri. Karena jika dilanjutkan akan menjadi sikap yang tidak sehat dan akan membuat kita melukai diri kita sendiri secara batin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline